Pixel Codejatimnow.com

8000 Personel TNI-Polri Disiagakan di Jatim, 12 Bom Molotov Disita

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Arry Saputra
Pasukan gabungan Polri-TNI melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu
Pasukan gabungan Polri-TNI melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu

jatimnow.com - Buntut kerusuhan di Jakarta pada Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019) pagi, pasukan gabungan Polri-TNI di Jawa Timur kembali diterjunkan ke beberapa titik rawan pergerakan massa. Salah satu titik yang disebut rawan yaitu Jembatan Suramadu.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera yang pada Selasa (21/5/2019) malam sempat menyebut menarik pasukan dari Jembatan Suramadu menyebut kembali menyiagakan pasukan di sekitar jembatan penghubung Pulau Jawa dan Pulau Madura tersebut.

"Dengan TNI hari ini kita kembalikan lagi ke Suramadu melihat kondisi di Jakarta seperti itu. Di Jatim yang siaga jumlahnya 8.000 lebih sedikit," kata Barung di Mapolda Jatim, Rabu (22/5/2019).

"Kapolda Jatim dan Pangdam V Brawijaya akan memantau situasi yang ada di Jatim melalui koordinasi di beberapa titik, antara lain di polres polres terdekat," tambahnya.

Penjagaan di Jembatan SuramaduPenjagaan di Jembatan Suramadu

Barung menjelaskan, dari hasil razia dan sweeping massa aksi 22 Mei 2019 atau people power yang sudah dilakukan di seluruh Jatim, ditemukan sebanyak 12 bom molotov dan 6 celurit.

Baca juga:
Danpasmar Sambut Kedatangan Satgas RDB TNI Konga XXXIX-A Monusco

"Belum kita tetapkan tersangka, karena alatnya belum digunakan," ujarnya.

Barung juga menyebut, pencegahan massa yang berangkat ke Jakarta mengikuti aksi 22 Mei itu dilakukan lantaran ada indikasi terjadinya kerusuhan.

"Inilah yang dimaksud oleh Kapolda Jatim, bahwa adanya settingan kerusuhan yang oleh pihak-pihak tertentu yang sekarang diselidiki oleh Mabes Polri dan Polda Metro Jaya," sambungnya.

Baca juga:
Redam Kerusuhan, Kapolri akan Kirimkan Pasukan Tambahan ke Papua

Sehingga, lanjut Barung, Kapolda Jatim mengharap warga Jatim agar tidak terlibat dalam aksi tersebut, agar tidak timbul korban lebih banyak.

"Inilah kenapa kita melakukan razia, menghalangi, bahkan memulangkan 1700 sampai dengan sekarang warga jatim yang akan ke Jakarta," tutupnya.