Pixel Codejatimnow.com

Barong Ider Bumi, Bupati Anas: Jaga Tradisi Banyuwangi

Editor : Redaksi  Reporter : Sandhi Nurhartanto
Tradisi Barong Ider Bumi di Banyuwangi
Tradisi Barong Ider Bumi di Banyuwangi

jatimnow.com - Warga Using di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi menggelar tradisi bersih desa ‘Barong Ider Bumi’, sebagai ritual tolak bala yang dilakukan turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu.

Ritual ini digelar setiap 2 Syawal, atau lebaran hari kedua, Kamis (6/6). Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri masal oleh warga di sepanjang jalan desa.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan pihaknya konsisten menjaga tradisi warga sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal. Menurutnya, kearifan lokal yang dibangun para leluhur dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya.

"Ini adalah cara nguri-nguri budaya yang ditradisikan oleh Banyuwangi. Banyuwangi boleh saja maju, Banyuwangi juga boleh berkembang, tapi budaya Banyuwangi tidak boleh tertinggal dari pergaulan global. Oleh karena itu, sesibuk apapun, kami akan terus menjaga kelestarian budaya, salah satunya lewat balutan festival semacam ini," katanya.

Selain Barong Ider Bumi, ada atraksi budaya lain yang juga digelar di Banyuwangi selama libur Lebaran ini. Yakni, Seblang Olehsari yang digelar di Desa Olehsari Kecamatan Glagah selama tujuh hari berturut-turut dari tanggal 3 Syawal.

"Seblang Olehsari akan kita gelar mulai 7-10 Juni besok. Jadi wisatawan masih bisa berlama-lama di Banyuwangi sambil menikmati atraksi ini," ujarnya.

Ritual adat Barong Ider Bumi digelar sore hari, yang diawali ritual sembur othik-othik, yakni ritual melempar uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga.

"Melempar uang receh dalam ritual ini melambangkan usaha warga untuk membuang sial dari Desa Kemiren," kata Suhaimi, ketua adat Desa Kemiren.

Baca juga:
Pria di Banyuwangi Sulap Limbah Tray Telur Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi

Usai sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong Using yang diyakini bisa mengusir bencana. Bupati Anas turut berbaur bersama warga dan sesepuh desa mengikuti prosesi selamatan bersih desa tersebut sambil mengendarai kereta kencana menuju sisi barat perbatasan desa.

Setelah sampai, mereka kembali ke timur batas desa untuk melakukan kenduri masal sebagai puncak sekaligus penutup tradisi tersebut.

Menu kenduri khas masyarakat Using, yakni pecel pitik, berupa suwiran ayam kampung yang dibakar dan dicampur dengan bumbu parutan kelapa. Puluhan tumpeng ‘pecel pitik’ ditata rapi berjajar disepanjang jalan desa. Masyarakat dan pengunjung beramai-ramai melakukan kenduri.

Salah satu wisatawan, Susi Fatma dari Solo mengaku penasaran dengan tradisi ini. Ia mengaku senang bisa menyaksikan langsung ritual adat Barong Ider Bumi.

Baca juga:
Tradisi Barong Ider Bumi Digelar dengan Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19

"Alhamdulillah, hari ini kesampaian bisa melihat langsung dan ikut kenduri pecel pitik. Ternyata memang keren, selain tradisinya menarik, makanan khasnya juga enak. Warganya ramah banget sama tamu," kata Susi.