jatimnow.com - Tradisi kupatan di Ponorogo menjadi berkah tersendiri bagi warga untuk menjadi pedagang ketupat musiman.
Di sepanjang Jalan Soekarno Hatta dan di depan Pasar Stasiun Ponorogo, puluhan pedagang menggelar kulit ketupat yang terbuat dari janur.
"Setiap lebaran pasti jadi pedagang ketupat dadakan. Sehari-hari saya jualan sayur keliling, tetapi kalau lebaran jual ketupat," kata Misrati salah satu penjual ketupat, Senin (10/6/2019).
Perempuan paruh baya ini meneruskan jika telah menjadi pedagang kulit ketupat dadakan selama puluhan tahun. Dirinya bisa menganyam janur menjadi ketupat karena membantu ibunya sejak kelas 4 SD.
"Setelah diajarin ibu sejak kelas 4 SD, saya memilih jualan mandiri sampai sekarang," kata warga Desa Beton, Kecamatan Siman ini.
Untuk menjual kulit ketupat, pedagang menggelar dagangannya sejak lebaran ke 3 hingga H+7. Menurutnya warga Bumi Reog membuat makanan khas ini seminggu setelah lebaran.
"Tradisi lebaran ketupat masih melekat di Ponorogo dan dibuat pada lebaran ke 7. Tapi saya mulai jualannya lebaran ke 3," ujarnya.
Baca juga:
Pedagang Es Tebu di Hutan Mini Jember Banjir Pembeli, Omzet Rp300 Ribu Sehari
Ia mengaku memilih menjadi pedagang musiman kulit ketupat karena untungnya dua kali lipat. Seharinya, ia mendapatkan penghasilan kotor Rp 800 ribu.
"Dari Rp 800 ribu itu, modalnya Rp 400 ribu. Jadi untung Rp 400 ribu. Untuk satu kulit ketupat harganya Rp 400. Sehari saya bisa menjual 2 ribu kulit ketupat," ujarnya.
Salah satu pembeli, Susiati mengatakan dirinya membeli kulit ketupat karena di keluarganya ada tradisi lebaran kupat.
Baca juga:
Pedagang Kambing Kurban Jember Nginap di Kuburan Akui Kerap Lihat Hantu
"Besok kan lebaran kupat. Saya beli hari ini nanti dibagi-bagikan dengan tetangga juga," katanya.
URL : https://jatimnow.com/baca-16821-tradisi-lebaran-ketupat-bawa-berkah-pedagang-dadakan-di-ponorogo