Pixel Code jatimnow.com

AirNav Terima Laporan 28 Balon Udara Ganggu Pesawat Komersial

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Balon udara tanpa awak dilaporkan mengganggu penerbangan komersial
Balon udara tanpa awak dilaporkan mengganggu penerbangan komersial

jatimnow.com - Sebanyak 28 pilot pesawat komesial melaporkan ke AirNav ada 28 balon udara tanpa awak menggangu penerbangan. Puluhan balon udara tersebut dilaporkan mulai hari lebaran pertama atau 5 hingga 11 Juni 2019.

"AirNav menerima laporan dari 28 pilot pesawat komersial bahwa ada 28 balon udara tanpa awak mengganggu penerbangan," kata Direktur Teknik AirNav Pusat, Ahmad Nurdin Aulia ditemui awak media di Festival Balon Udara di Ponorogo, Rabu (12/6/2019).

Nurdin menyebut, 28 balon udara itu teridentifikasi di daerah Solo, Semarang dan Yogyakarta. Namun Ahmad tidak bisa mengidentifikasi asal balon udara tersebut.

Karena, lanjut Nurdin, balon udara tanpa awak tidak bisa ditentukan arahnya. Sebab balon udara tanpa awak terbang sesuai arah angin. Menurutnya, balon-balon udara itu sangat membahayakan penerbangan. Bahkan saat lebaran 2019, ada yang mendarat di Bandar Udara Ahmad Yani Semarang.

"Nah kalau mendarat dan terkena pesawat kan berbahaya. Bisa saja kalau balon udara itu mendarat dan terkena sayap, kan bisa meledak," tegasnya.

Festival balon udara di PonorogoFestival balon udara di Ponorogo

Adanya laporan 28 balon udara tanpa awak itu membuat pesawat harus melakukan rekayasa lalu lintas.

Baca juga:
Korban Ledakan Balon Udara Pacitan Ternyata 4 Orang, Bukan Hanya 2

"Memang bisa merekayasa, tapi itu sangat boros. Seharusnya pesawat lurus, harus berbelok dan pesawat tidak bisa belok dengan seenaknya, harus ada perhitungan matang," bebernya.

Dengan rekayasa lalu lintas, pesawat harus mengeluarkan bahan bakar lebih boros dibanding biasanya.

Sementara, untuk mengatasi pro kontra penerbangan balon udara tanpa awak, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menggandeng Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Kami akan menggandeng Kemendikbud untuk mengatasi pro dan kontra balon udara," kata Direktur Navigasi Penerbangan Indonesia, Kemenhub, Asri Santosa di tempat yang sama.

Baca juga:
Detik-detik Balon Udara Meledak saat Menimpa Rumah Warga Pacitan

Kerjasama dengan Kemendibud itu dilakukan dengan cara seperti memasukkan pengetahuan balon udara di dalam kurikulum pelajaran. Sehingga para pelajar bisa mendapat pengetahuan tentang bahaya penerbangan balon udara tanpa awak sejak dini.

"Di sisi lain, festival balon udara seperti di Ponorogo ini harus digelar rutin untuk pelestarian tradisi," tambah Asri.

Ia menyebut, untuk tahun lalu Kemenhub mendapatkan laporan dari 80 pilot tentang keberadaan balon udara liar.