jatimnow.com - Puluhan orang tua atau calon wali murid mendatangi Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Kedatangan mereka untuk menanyakan metode Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang tiba-tiba berubah.
Perubahan itu dinilai merugikan calon siswa yang sudah mendaftar di pilihan pertama Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri. Akibat peraturan yang baru, banyak calon siswa tidak masuk di tiga pilihan sekolah.
Salah satu orang tua calon siswa, Joko Kristianto mengatakan, dirinya kecewa dengan adanya perubahan metode PPDB online karena tidak ada sosialisasi.
"Kami datang kesini mempertanyakan perubahan peraturan yang tadi malam baru diumumkan. Saat sosialisasi, jika tidak diterima di SMP pilihan pertama maka akan terlempar di pilihan kedua sampai ketiga. Tapi dengan perubahan ini, anak saya dan anak orang tua yang datang kesini tidak tahu diterima," kata Joko, Kamis (27/6/2019).
Baca juga:
Peringatan Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Pengamat: Ini Penting!
Kedatangan puluhan orang tua di Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto belum mendapatkan banyak keterangan karena Kadispendik Kabupaten Mojokerto, Zaenal Abidin dan Kabid Pendidikan Dasar, Mujiati ada kegiatan halal bihalal dengan seluruh kepala sekolah, penilik dan pengawas dari seluruh sekolah se-Kabupaten Mojokerto di Ngoro.
Beberapa pejabat Dispendik tidak ada di tempat, membuat para orang tua kecewa karena tidak mendapatkan kejelasan anak mereka akan sekolah dimana.
Baca juga:
Kolaborasi Pemkab Kediri dan PSF, Kurangi Kemiskinan Lewat Jalur Pendidikan
Orang tua lainnya, Vicky Simatupang (46) warga Mojosari, Kabupaten Mojokerto menambahkan, nama anaknya tidak tercantum di tiga sekolah yang dipilih.
"Anak saya daftar pilihan pertama di SMPN 1 Mojosari lewat zonasi. Pilihan kedua di SMPN 1 Pungging dan pilihan ketiga SMPN 2 Mojosari. Posisi nama anak saya di pilihan satu hingga tiga tidak terlihat," keluhnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-17393-kantor-dispendik-mojokerto-diluruk-puluhan-orangtua-calon-siswa