Pixel Codejatimnow.com

Wow! Kampus ini Hadirkan Bangunan 'Candi' di Pusat Kota Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Bangunan 'candi' hadir di pusat Kota Surabaya
Bangunan 'candi' hadir di pusat Kota Surabaya

jatimnow.com - Gedung kuliah dengan artistik seperti candi bernilai Rp 104 miliar diresmikan salah satu kampus di Surabaya. Gedung kuliah bernama Green Tower II itu dibangun Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya.

Gedung berlantai delapan yang digunakan untuk Loby, Fakultas Bahasa dan Sains (FBS), Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Bangsal Ponco Waliko itu dibangun dengan konsep green building.

Ketua Pengurus Yayasan Wijaya Kusuma, Soedjatmiko mengungkapkan, gedung yang dinamakan Green Tower II ini menghabiskan dana Rp 104 miliar dan diselesaikan dalam 450 hari. Selain itu, dalam pembangunan gedung yang dibangun di atas 11347,41 meter persegi dengan ketinggian bangunan 45 meter.

Bangunan ini dilengkapi dengan dasar legalitas pembangunannya seperti Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) dari PU Ciptakarya dan Tata Ruang Kota Surabaya 29 Nopember 2016 serta Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan pemukiman ciptakarya dan tata ruang Pemkot Surabaya 12 Oktober 2017.

"Peletakan batu pertama 10 November 2017 dan kami selesaikan tepat pada 31 Mei 2019. Tetapi karena masih puasa makanya baru kami resmikan saat ini," kata pria yang juga menjadi pimpinan proyek tersebut.

Peresmian bangunan mirip candi di salah satu kampus di SurabayaPeresmian bangunan mirip candi di salah satu kampus di Surabaya

Konsep green building menurutnya dilakukan mulai dari proses pengerjaan hingga desain gedung. Mulai dari pengerjaan pondasi tidak boleh menganggu ketenangan lingkungan.

"Masa kerja juga hanya sampai jam 22.00 agar tidak menganggu warga. Buangan juga harus langsung bersih tidak menganggu lingkungan," paparnya.

Baca juga:
Tidak Sempat Daftar SNBP? Yuk Pilih Undiksha Lewat SNBT

Ia menjelaskan desain hemat energi diterapkan juga dalam penggunaan kaca yang dominan di setiap ruangan. Sehingga saat siang hari, tidak perlu menggunakan lampu.

"Kami juga pakai teknologi hibrid dengan mendaur ulang air wudhlu untuk menyiram tanaman," urainya.

Pembangunan gedung ini menurutnya tidak lepas dari kesulitan finishing gedung yang mengambil desain etnis di setiap sisinya.

"Perpaduan arsitektur budaya tradisional dan arsitektur modern. Sehingga banyak ditemukan ornamen tradisional nusantara seperti corak batik yang ada di atas pintu lift," ungkapnya.

Baca juga:
Pria asal Nganjuk Ditabrak Polisi di Kediri

Ia menambahkan bahwa dirinya memang menginginkan bangunan-bangunan di Indonesia tidak melulu menampilkan gaya modern, tetapi juga bisa tetap mengombinasi serta mempertahankan model tradisional.

Sementara Pembina Yayasan Wijaya Kusuma, Prof Soedarso Djojonegoro menyebut, Tower II ini melengkapi desain keseluruhan UWK. Hal ini menjadi impian para pendiri UWK yang pada 39 tahun lalu mendirikan gedung UWK dengan modal pinjaman.

"Gedung ini untuk menyambut mahasiswa baru yang akan dimulai pada bulan depan," katanya.

Selain diramaikan dengan pagelaran musik dengan penyanyi campursari Didi Kempot, penyanyi keroncong Endah Laras, persemian Green Tower II UWK Surabaya itu juga dilangsungkan oleh jajaran yayasan kampus setempat.