Pixel Codejatimnow.com

Harga Cabai di Jawa Timur Semakin 'Pedas'

Editor : Sandhi Nurhartanto  
Harga cabai di pasaran Jawa Timur yang alami kenaikan
Harga cabai di pasaran Jawa Timur yang alami kenaikan

jatimnow.com - Harga komoditas cabai di Provinsi Jawa Timur mengalami kenaikan. Beberapa kota dan kabupaten di Jatim yang terpantau harga cabai naik adalah Probolinggo, Blitar, Ponorogo, Mojokerto dan Malang serta Kediri.

Seperti di Pasar Legi Kota Blitar, harga cabai mencapai 60 ribu hingga 65 ribu rupiah per kilogram. Di Pasar Blimbing, dan Pasar Oro-oro Dowo, Malang harga cabai menyentuh angka Rp 70 ribu per kilogramnya.

Untuk Pasar Wonoasih Kota Probolinggo, harga cabai mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto cabai di kisaran harga Rp 60 ribu per kilogram. Begitu juga di Pasar eks RSUD lama Ponorogo, harga cabai sentuh harga Rp 70 ribu per kilogramnya.

Kenaikan harga cabai ini membuat masyarakat memutar otak untuk menyiasati harga cabai yang semakin pedas. Salah satunya Mariati warga Kelurahan Blitar lebih memilih cabai kering dibanding membeli cabai segar karena harganya yang terus melambung sepekan ini.

"Cara mengolahnya ya cabai kering direndam dengan menggunakan air panas dulu agar lebih terasa pedasnya," kata Mariati, Kamis (18/7/2019).

Kasiati, salah satu pedagang di Pasar Oro-oro Dowo, Malang mengatakan harga cabai mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Menurutnya, harga cabai terus melonjak lebih dari 100 persen pada pekan ini.

"Normalnya Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram untuk cabai rawit," kata Kasiati.

Di Mojokerto sendiri, melonjaknya harga cabai dikarenakan tidak ada stok serta kekeringan di lahan pertanian cabai milik warga seperti petani cabai di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto dan harus didatangkan dari Sulawesi.

"Cabai ini didatangkan dari Sulawesi," kata Bejo salah satu pedagang.

Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Dorong Sekolah-sekolah Tanam Cabai untuk Tekan Inflasi

Di Kediri sendiri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) di 3 lokasi, yaitu area Stadion Gajahmada Pesantren, area depan Taman Makam Pahlawan dan Bundaran Taman Sekartaji.

Ketua Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Nasrullah menuturkan operasi pasar ini merupakan salah satu upaya untuk menstabilkan harga di pasaran.

Dalam operasi pasar ini cabe rawit dijual seharga Rp.48 ribu per kilogram. Namun karena stok yang terbatas yaitu sebanyak 10 kg untuk setiap lokasinya, maka penjualan kepada masyarakat dibatasi untuk masing-masing orang hanya diperbolehkan membeli sebanyak 1/4kg seharga Rp. 12 ribu.

"Harga cabe saat ini cukup mahal di Kediri untuk itu kita lakukan operasi pasar," ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdakum), Addin Andhana Warih mengatakan meroketnya harga komoditas cabai di Ponorogo adalah panen yang tersendat.

Baca juga:
Petani Cabai di Ponorogo Merugi Meski Harga Tinggi, Terancam Gagal Panen karena Cuaca dan Jamur

"Cuaca seperti ini berpengaruh terhadap hasil pertanian cabai. Semakin sedikit, jadi tidak mungkin mencukupi kalau hanya dari Ponorogo. Sementara, beberapa daerah lain juga masih belum panen," kata Addin.

 

Reporter: Mahfud Hidayatullah, CF Glorian, Avirista Midaada, Bramanta Pamungkas, Achmad Supriyadi, Mita Kusuma.