Pixel Codejatimnow.com

Bapak Jual Ginjal ini Sudah 9 Tahun Terlilit Hutang

 Reporter : Erwin Yohanes
Mujianto
Mujianto

jatimnow.com - Mujianto, warga Dusun Sidomulyo, Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar, nekat menjual ginjalnya di Jalan Ahmad Yani atau sekitar 20 meter sebelum lampu merah Simpang Lima Banyuwangi, Rabu (18/4/2018).

“Harapan saya sebetulnya jual ginjal. Ini alternatif kedua. Niatnya ingin menyekolahkan anak sampai SMA,” kata Mujianto saat dikonfirmasi wartawan.

Dia mengaku, berangkat dari rumahnya sekitar pukul 10.00 Wib dan sampai di Kota Banyuwangi sekitar pukul 11.00.

Selanjutnya ia berdiri dengan mengalungkan robekan kertas karton yang diikat menggunakan pita merah.

“Berangkat dari rumah saya pinjem uang sama adik saya 100,” katanya yang mengaku telah berdiri selama 2 jam sebelum akhirnya diangkut oleh petugas Dinas Sosial.

Sebelum memutuskan berangkat ke Banyuwangi Kota, Mujianto mengatakan berpamitan kepada istrinya. Meskipun dilarang, ia tetap memaksa untuk menjual ginjalnya demi dapat memberikan rumah yang layak, selain menyekolahkan anak bungsunya.

“Anak saya 4, satu sudah berumah tangga, yang dua gak sekolah lagi, yang satu sekolah masih kelas V di SD Sumberberas 7 Muncar,” ujarnya.

Baca juga:
Caleg PAN Bondowoso Jual Ginjal untuk Dana Kampanye

Yang membuatnya nekat menjual ginjal, dirinya tengah terlilit hutang yang diembannya sekitar Rp 12 juta sejak tahun 2009, dan tidak dapat dilunasi hingga tahun ini.

“Ya kalau laku Rp 500 juta. Untuk tempat tinggal istri dan anak-anak saya. Saya belum punya tempat tinggal juga. Selama ini bangunan rumahnya ada, tapi tanahnya bukan milik saya,” kata dia yang mengaku telah 7 tahun tidak bekerja akibat sakit.

Selama ini katanya, yang mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya adalah istrinya dengan bekerja di pasar.

Tetapi, lagi-lagi uang yang terkumpul selalu habis untuk biaya berobat setiap 10 hari setelah divonis dokter, dirinya mengidap penyakit paru-paru akut dua tahun lalu.

Baca juga:
Akhirnya, Bapak Jual Ginjal di Banyuwangi Dibantu Pemkab dan Baznas

“10 hari sekali keluar biaya 350 ribu, kalau kurang pinjam ke adik saya untuk beli insulin dan oksigen,” akunya yang saat ini mendapatkan perawatan gratis di UGD RSUD Blambangan.

Sementara itu, Direktur RSUD Blambangan dr Taufik Hidayat membenarkan bahwa Mujianto kini sedang dirawat di Unit Gawat Darurat.

Dirinya juga memastikan menggratiskan biaya perawatan tersebut karena membawa Kartu Indonesia Sehat. “Untuk biaya sudah ditanggung,” tegasnya.

Selain itu, dr Taufik mengaku sempat menanyakan alasan Mujianto yang nekat menjual ginjalnya melalui telepon. Alasannya untuk biaya masa depan anaknya.

“Kalau dia sembuh dan mempunyai pekerjaan kemungkinan dia tidak akan menjual ginjalnya,” kata dr Taufik.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes