jatimnow.com - Dinas Kesehatan Kota Blitar masih menunggu hasil uji laboratorium beberapa sampel makanan rawon hajatan yang membuat sejumlah warga RW 1 Kelurahan/Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar keracunan. Sembari menunggu, Dinas Kesehatan juga melakukan sejumlah analisa.
Dari analisis sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebut bahwa masakan rawon yang dihidangkan saat tahlilan dan dimakan warga, berpotensi mengandung bakteri.
"Dari hasil yang sudah direkap, bisa disimpulkan sementara, nasi rawon 2,8 berisiko dari makanan lain yang disajikan di acara itu dan kemungkinan terkontaminasi bakteri Salmonella dan E. Coli," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Blitar, Didik Jumianto, Kamis (8/8/2019).
Kesimpulan analisis kesehatan itu didapat melalui hasil wawancara terhadap para warga yang mengeluh menderita gangguan kesehatan. Ada beberapa makanan yang kemudian disimpulkan mengandung bakteri yaitu nasi rawon, ayam goreng dan teh manis.
Baca juga:
- 30 Warga Blitar Diduga Keracunan Makanan Hajatan, 1 Orang Meninggal
- Makanan Rawon Diduga Jadi Penyebab 30 Warga di Blitar Keracunan
Menurut Didik, kesimpulan ini hanya bersifat sementara. Penyebab pasti keracunan dapat diketahui dari hasil uji laboratorium sejumlah sampel di Surabaya.
Baca juga:
16 Siswa SD di Blitar Keracunan usai Makan Jeli dari Pedagang Keliling
"Hasilnya tetap menunggu dari laboratorium. Ada beberapa sampel yang kami kirim yakni nasi rawon, kuahnya, dagingnya, air sumur dan feses warga. Kita akan tunggu hasilnya nanti kita sampaikan," terang Didik.
Ia menambahkan, beberapa warga yang sebelumnya sempat dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Blitar juga sudah kembali pulang. Menurutnya, kejadian ini merupakan kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan.
"Saya yakin ini kecelakaan dan tidak ada unsur kesengajaan. Saya juga kasihan, punya niat baik tapi jadi seperti ini. Saya juga berharap agar warga juga memaklumi kejadian ini," imbuhnya.
Baca juga:
Donatur Penyebab Keracunan Massal di Kediri Sudah Lama Jual Snack Kedaluarsa
Tahlinan itu digelar pada Kamis (1/8/2019) di rumah Yulianik, warga setempat. Setelah tahlilan, warga mengonsumsi rawon yang disajikan pemilik rumah. Selang 24 jam kemudian, 37 warga mengeluh mual, muntah hingga diare berat. 11 diantaranya dirawat di berbagai rumah sakit di Kota Blitar. Bahkan satu orang meninggal dunia diduga akibat menyantap nasi rawon tersebut.
Pascakejadian, Dinas Kesehatan Kota Blitar mengirimkan sejumlah sampel ke Laboratorium Kesehatan di Surabaya untuk diuji. Polisi juga tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab keracunan massal tersebut.
URL : https://jatimnow.com/baca-18697-keracunan-massal-di-blitar-ini-analisa-sementara-dinas-kesehatan