Pixel Codejatimnow.com

GM FKPPI Jatim: Rakyat Papua adalah Kita

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Arif Ardianto
Ketua PD XIII GM FKPPI Jawa Timur, R Agoes Soerjanto dan Panlima TNI
Ketua PD XIII GM FKPPI Jawa Timur, R Agoes Soerjanto dan Panlima TNI

jatimnow.com – Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri Indonesia (GM FKPPI) Jatim menyikapi insiden mahasiswa asal Papua di Jawa Timur yang kini menjadi persoalan nasional.

Ketua PD XIII GM FKPPI Jawa Timur, R Agoes Soerjanto mengatakan generasi muda bangsa harus diarahkan pada hal yang lebih baik, inovatif dan kreatif.

Cerdas bermedia sosial dan memilih media sebagai referensi dan bacaannya. Tidak lagi terpancing dengan informasi hoaks atau adu domba.

"Dalam insiden yang terjadi di Kota Malang dan Surabaya, harus disikapi dengan sangat bijaksana. Harus betul-betul berhati-hati dalam menyikapinya. Fakta lapangan menjadi landasannya untuk mencari solusinya," tulisnya dalam rilis yang diterima redaksi, Selasa (20/8/2019).

Di Kota Malang, ada aksi dari mahasiswa asal Papua yang membawa beberapa tuntutan. Salah satunya, mereka mengecam penandatanganan perjanjian di Gedung PBB di Amerika Serikat mengenai proses peralihan administrasi pemerintahan Papua Barat dan pengaturan proses referendum tahun 1969.

Menurut para demonstran perjanjian tersebut adalah awal dari penjajahan atas rakyat Papua yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

"Hal itu inti dan kepentingan yang dibawa dalam aksi mahasiswa asal Papua di Kota Malang. Saat aksi berjalan damai, tiba-tiba berubah menjadi anarkis, ada lempar-lempar batu ke pertokoan dan pengrusakan serta memblokade Jalan Basuki Rachmat (Kadjoetangan)," kata Agoes.

Melihat suasana tersebut, para pengguna jalan dan warga yang ada di sekitar lokasi, yang berencana akan menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, merasa terganggu dan emosi. Tanpa terkontrol warga dan pengguna jalan tersulut dan melakukan perlawanan.

Namun, karena dilokasi ada pihak keamanan, dari kepolisian dan personel TNI serta Satpol PP Kota Malang, harus melakukan tindakan pengamanan supaya kericuhan tersebut tidak berlanjut dan jalanan tidak terganggu.

"Akhirnya, teman-teman mahasiswa asal Papua, diamankan dibawa ke lokasi lain yang lebih aman. Sama sekali tidak ada intimidasi dan kekerasan pada teman-teman mahasiswa pasca insiden itu. Jadi, tidak benar dan bohong (hoaks), jika ada yang mengatakan ada intimidasi di Malang kepada mahasiswa asal Papua di Malang," tegasnya.

Setelah insiden tersebut, kondisi mahasiswa asal Papua di Malang berlangsung aman dan damai. Tidak ada gerakan dan tindakan apapun. Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, sudah sepakat bahwa NKRI harga mati dan Pancasila sudah final.

"Siapapun yang ingin merusak NKRI dan Pancasila, adalah lawan rakyat Indonesia. Namun, teman-teman Papua tidak demikian. Mereka tetap cinta NKRI dan Pancasila," jelasnya.

Insiden yang terjadi di Kota Malang itu, karena masyarakat tersulut emosi melihat daerahnya ada kekacauan dan kerusuhan.

Baca juga:
Papua Nugini Kunjungi Jawa Timur, Proyeksikan Kerja Sama Sektor Ini

"Apalagi Malang adalah kota pendidikan, yang dihuni oleh banyak generasi muda dari berbagai macam daerah di Indonesia, termasuk dari Papua," jelasnya.

Agoes mengajak, semua generasi muda yang mencari ilmu atau kuliah di Malang, untuk bersama-sama hidup rukun, menjaga kedamaian, kebhinnekaan dan satu jiwa mencintai NKRI dan Pancasila. Kota Malang katanya adalah kota yang aman untuk mencari ilmu, sebagai miniatur nasional kota pendidikan.

"Kami PD XIII GM FKPPI Jatim, sangat mendukung dan siap untuk selalu bergandeng tangan mengisi kemerdekaan bangsa kita ini bersama siapapun, terutama teman-teman mahasiswa asal Papua di Malang. Mereka adalah saudara kita. Rakyat Papua adalah kita, karena juga Indonesia," katanya.

Jika ada tindakan yang menyinggung perasaan masyarakat Papua atas nama warga Kota Malang, keluarga besar GM FKPPI, dan Aremania, Agoes memohon maaf.

"Saat ini, mari bersama-sama merajut persatuan dan kesatuan. Isi kemerdekaan ini dengan baik dan benar," ajaknya.

Jika teman-teman mahasiswa asal Papua di Malang dan di Surabaya, menuntut keadilan kepada pemerintah, untuk kebaikan Papua dan sekitarnya kata Agoes, GM FKPPI Jatim siap berjuang bersama.

"Karena untuk mendapatkan keadilan dari negara, itu hak setiap warga negara," ujarnya.

Baca juga:
GM FKPPI Soal 6 Prajurit TNI Gugur Diserang KKB di Papua: Diplomasi Perlu, Ketegasan Militer Wajib

Selain itu, Agoes juga menegaskan bahwa informasi yang beredar soal rencana pemulangan mahasiswa asal Papua di Malang, hal itu adalah informasi yang tidak utuh.

"Tidak ada maksud pemerintah daerah Kota Malang itu akan memulangkan mahasiswa asal Papua di Kota Malang," terusnya.

Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko adalah kader terbaik GM FKPPI yang tidak diragukan nasionalismenya, jiwa toleransinya, saling menghargai satu sama lainnya, jiwa kebhinnekaannya.

"Mari kita jaga bersama-sama NKRI yang sudah final. Mari kita jaga Bhineka Tunggal Ika. Saling menghargai satu sama lainnya. Rakyat Papua adalah kita. GM FKPPI Jatim mengajak semua pihak, mari bersama-sama jangan terpengaruh dengan informasi hoaks yang beredar di media sosial," tukasnya.