Pixel Code jatimnow.com

Pilkades di Magetan Gunakan e-Voting, Bupati: Saya Jahit Mimpi Warga

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Jajeli Rois
Simulasi Pilkades di Magetan
Simulasi Pilkades di Magetan

jatimnow.com - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) akan digelar serentak di wilayah Kabupaten Magetan. Dari 184 pilkades pada November 2019 nanti, ada 18 desa yang menggelar pilkades secara e-voting.

Siapkah warga, terutama lanjut usia atau lansia untuk menggunakan haknya dengan cara e-Voting, yang baru pertama kali dilaksanakan?

Siaran pers dari Pemkab Magetan yang diterima jatimnow.com, Kamis (22/8/2019), Bupati Magetan Suprawoto memerintahkan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Magetan untuk gencar menggelar simulasi pemungutan suara pilkades secara elektronik atau e-Voting di berbagai desa. Dan memberikan pemahaman kepada warga khususnya bagi lanjut usia.

"Saya yakin masyarakat sangat menaruh harapan akan lahir pemimpin kapable yang dihasilkan dari proses demokrasi yang jujur dan bermartabat, melalui Pilkades serentak baik secara manual dan e-Voting. Saya akan menjahit mimpi warga," kata Bupati Suprawoto.

Pada November 2019 mendatang, seluruh 184 desa di Magetan digelar pilkades serentak. Dari jumlah tersebut, yang dapat menggunakan cara pemilihan elektronik atau e-Voting di 18 desa.

"Meski pada kesempatan pilkades serentak hanya ada 18 desa yang mengunakan e-Voting. Namun kami yakin sistem e-Voting ini nantinya akan menjadi rujukan oleh beberapa pihak untuk diterapkan pada proses pemilihan kepala desa di tempat lain," tutur Suprawoto yang juga mantan Sekjen Kemenkominfo RI.

Dari berbagai simulasi pilkades e-Voting, ternyata warga lansia sangat antusias mengikutinya. Bahkan, mereka mengaku lebih mudah menggunakan cara elektronik dari pada pemilihan seperti pemilu legislatif lalu.

"Gampang kok, mboten wonten susahipun. (Mudah kok, tidak ada susahnya)," ujar Sardi (65) warga Ngelmi, Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, usai mengikuti simulasi e-Voting yang dilaksanakan oleh panitia pemilihan.

"Kulo remen kalian cara niki, amargi lebih cepat, lebih gampil dari pada waktu coblosan pileg wingi. (Saya suka dengan cara seperti ini, karena lebih cepat, lebih mudah, dari pada waktu coblosan pileg-pemilu legislatif lalu)," katanya sambil tersenyum.

Baca juga:
Pria Bersenpi dan Sajam saat ke TPS Bangkalan, Polisi: Motifnya Jaga Diri

Pengakuan lansia Warga desa Turi tersebut seakan menjawab apa yang menjadi kekhawatiran sejumlah pihak terkait dengan pemakaian sistem e- Voting pada beberapa desa di Pilkades serentak.

E Voting yang dikawatirkan akan mengabaikan hak para lansia karena kesulitan dalam menyalurkan hak pilihnya.dari beberapa simulasi pelaksanaan E-voting di sejumlah desa yang telah berlangsung, nampaknya menjawab keraguan hal tersebut.

Seperti di Desa Baron yang akan memakai e-Voting dalam pilkades serentak.dari peserta simulasi yang menghadirkan mayoritas lansia dan berumur di atas 65 tahun dapat berjalan lancar dengan waktu yang relatif singkat.

Dalam kurun waktu sekitar 1 jam bisa mengakomodir 150 orang dengan simulasi menggunakan gambar buah-buahan sebagai pengganti foto calon kepala desa. Dengan menggunakan buah, tentunya lebih sulit pengenalannya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) EKo Muryanto menerangkan, dari berbagai simulasi pilkades menggunakan e-Voting di berbagai desa, masyarakat dan warga lansia sangat antusias mengikutinya dan tidak perlu khawatir akan penggunaan hak mereka.

Baca juga:
Usai Jalani Pemeriksaan, Polisi Pulangkan Salah Satu Pria Pembawa Senpi di TPS Bangkalan

"Masyarakat sangat antusias terkait dengan pelaksanaan e-Voting. Kekhawatiran akan sejumlah pihak terkait partisipasi masyarakat yang berusia lanjut usia mengunakan sistem ini, nampaknya perlu di ulang pikir. Kalau di lihat dari simulasi yang telah dilakukan dengan melibatkan masyarakat lansia pada desa-desa yang akan melaksanakan e-Voting, mereka antusias dan mengaku mudah menggunakan cara e-Voting" ujar Eko yang juga alumni STPDN 1998.