Pixel Codejatimnow.com

Mengenal Rowo Bayu, Telaga yang Dikaitkan Cerita 'KKN di Desa Penari'

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Irul Hamdani
Telaga Rowo Bayu yang terletak di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi (foto: Irul Hamdani/jatimnow.com)
Telaga Rowo Bayu yang terletak di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi (foto: Irul Hamdani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Rowo Bayu, perlahan mulai terjamah banyak manusia seiring hasrat Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memajukan sektor pariwisatanya. Dalam sepekan terakhir, namanya dikait-kaitkan dengan cerita mistis hingga viral di jagad maya.

Di media sosial, Rowo Bayu dikaitkan dengan cerita #kkndidesapenari yang bertahan di trending topik Twitter Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Bahkan tagar itu menjadi paling trending hingga pukul 16.32 Wib, Jumat (30/8/2019).

Di area telaga seluas lapangan bola, di kawasan KRPH Perhutani Banyuwangi Barat atau di Dusun Sambungrejo, Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, tersimpan kepingan misteri sejarah Kerajaan Blambangan-sebuah Kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa.

Konon, pada masa Prabu Tawang Alun memerintah Kerajaan Blambangan. Rowo Bayu menjadi tempat favoritnya untuk bermeditasi. Lokasi meditasi sang raja berada di pojok kanan sebelah utara telaga.

Di sana telah berdiri bangunan mirip candi bercorak Bali. Di dalam bangunan bersemayam batu besar yang tercetak bekas kaki sang Prabu Tawang Alun selama meditasi.

Di sekitar bangunan meditasi ada tiga mata air yang mengalir sangat bening dan dingin, yaitu sumber Kamulyan, sumber Kaputren dan sumber Dewi Gangga. Mata air ini belum pernah berhenti mengalir meski musim kemarau panjang sekalipun. Keberadaannya sangat dihormati dan disakralkan.

"Tidak diperkenankan pengunjung untuk buang air kecil di sekitarnya. Sumber air hanya untuk kebutuhan spiritual," kata Juru Kunci Rowo Bayu, Mbah Saji.

Memang, pesona Rowo Bayu yang masih alami menciptakan atmosfir yang menenangkan. Hawa yang sejuk, gemercik air dari pancaran mata air berpadu dengan suara alam lainnya, bisa membuat semua yang datang ke sana, hanyut dalam heningnya alam.

Baca juga:
Bupati Anas Bicara 'KKN di Desa Penari': Ke Ijen, Rugi Tidak Mampir

Rowo Bayu juga erat dengan nilai sejarah. Sumber sejarah menyebutkan, kawasan Rowo Bayu juga menjadi pusat kekuatan masa Kerajaan Blambangan dalam memerangi penjajah VOC Belanda.

Kini, selain sebagai destinasi wisata alam, tempat ini juga menjadi destinasi wisata spiritual. Tidak sedikit pengunjung yang datang dengan keperluan laku spritual di sekitar petilasan Prabu Tawang Alun.

Hal unik lainnya adalah rute yang mengelilingi tepian telaga yang diyakini menggambarkan watak seseorang yang melaluinya. Pedestrian ini disediakan bagi pengunjung yang ingin berjalan mengelilingi danau. Namun tidak sedikit pengunjung yang tidak menyelesaikan rute dari awal hingga akhir.

Hal itu dianggap menunjukan yang bersangkutan tidak memiliki 'nyali' untuk menuntaskan perjalanan hidupnya.

Baca juga:
Cerita Horor YouTuber saat Telusuri Lokasi KKN di Desa Penari

"Kalau sudah berjalan, ya selesaikan perjalanannya," pesan Mbah Saji.

Terlepas dari cerita yang berkembang mengenainya, pesona alam serta atmosfir Rowo Bayu sangat nyaman sebagai tempat menenangkan diri. Entah sekedar relaksasi ataupun untuk meditasi ringan yang berguna bagi kesehatan.

Telaga ini bersembunyi di balik rimbunnya hutan di kaki Gunung Raung di sisi Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat setempat lebih sering menyebutnya Rowo Bayu. Rowo dalam bahasa Indonesia adalah rawa, sedangkan bayu berarti angin.