Pixel Code jatimnow.com

3 Pelajar MAN 1 Ponorogo Ciptakan Alat Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Dua dari tiga pelajar MAN 1 Ponorogo menunjukkan rangkaian alat pembangkit listrik tenaga angin ciptaan mereka
Dua dari tiga pelajar MAN 1 Ponorogo menunjukkan rangkaian alat pembangkit listrik tenaga angin ciptaan mereka

jatimnow.com - Tiga pelajar Madarasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Ponorogo membuat alat pembangkit listrik tenaga angin. Tiga pelajar itu adalah Gilang Giordani (18), Tri Umi Lestari (17) dan Wardatul Hasanah (18).

Ketiganya memanfaatkan turbin ventilasi bekas, motor listrik kecil buatan ketiganya, perangkat mikrokontroler dan saklar otomatis, sebuah bolam bisa menyala dan bisa dipakai disaat pemadaman listrik terjadi.

"Jadi ketika listrik PLN padam, maka langsung diambil alih dengan pembangkit listik tenaga angin ini. Sehingga kebutuhan listrik rumah tidak akan terputus," kata Wardatul Hasanah, Rabu (4/9/2019).

Menurut Hasanah, cara kerja alat ini sangat sederhana. Terpenting yaitu adanya angin memadai untuk memutar turbin ventilasi. Putaran turbin bisa memutar motor listrik yang diteruskan sebuah rangkaian kondensator untuk menyetabilkan tegangan DC dari motor listrik.

Setelah itu, tegangan DC dari motor listrik diteruskan kembali menuju baterai yang digunakan untuk menyimpan arus listrik. Tegangan listrik dari bateri yang masih DC kemudian disalurkan melalui perangkat inverter untuk diubah menjadi AC sehingga mampu untuk menyalakan peralatan rumah tangga.

"Untuk pemrogaman pada mirkokontroler menjadi penting karena hanya berselang milidetik ketika listrik PLN padam, langsung diganti oleh perangkat tersebut," terangnya.

Baca juga:
SKK Migas Jabanusa Dukung Inovasi Anak Bangsa di Pameran SINOX-01 Surabaya

Rangkaian alat pembangkit listrik tenaga angin ciptaan tiga pelajar MAN 1 PonorogoRangkaian alat pembangkit listrik tenaga angin ciptaan tiga pelajar MAN 1 Ponorogo

Pelajar kelas XII ini menuturkan jika sistem pengisian arus listrik dalam baterai pun tidak perlu khawatir jika kelebihan daya. Alasanya, dalam rangkaian kondesator sudah didesain secara otomatis memutus arus jika daya dalam baterai sudah penuh. Hal itu membuat baterai akan lebih awet dan tidak overcharge karena turbin akan berputar terus jika ada angin.

Meski terlihat menggunakan alat dan pemrogaman yang rumit, tapi alat ini tidak banyak menelan biaya. Mereka mengaku hanya mengeluarkan biaya tidak lebih dari Rp 600 ribu dengan lama pembuatan dan percobaan selama satu bulan.

Baca juga:
Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional

Untuk kesulitan, kata dia, hanya dalam bahasa pemrogamannya. Sedangkan untuk rangkaian hampir tidak ada kendala.

Hasanah melanjutkan, selain adanya sumber angin yang tidak terbatas, ia juga melihat ada banyak sekali turbin ventilator yang bisa didapat. Sebab turbin ventilator bangunan, selama ini hanya dimafaatkan sebagai sarana sirkulasi udara. Padahal menurutnya, dengan alat sederhana itu, bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik sederhana seperti alat buatannya.

"Kami masih terus mencoba menyempurnakan alat ini agar mampu diaplikasikan ke masyarakat umum," harapnya.