Pixel Codejatimnow.com

Temuan Kepala Kala di Blitar Disebut Mengarah ke Struktur Percandian

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : CF Glorian
Penampakan Kepala Kala yang ditemukan di Punden Joko Pangon, Kelurahan Gedog, Kota Blitar
Penampakan Kepala Kala yang ditemukan di Punden Joko Pangon, Kelurahan Gedog, Kota Blitar

jatimnow.com - Tim Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan identifikasi di lokasi penemuan potongan Kepala Kala (Bethara Kala) atau raksasa di Punden Joko Pangon, Kelurahan Gedog, Kota Blitar.

"Di Beberapa titik ditemukan indikasi diduga bangunan cagar budaya. Kami mendata ada tujuh titik yang berupa tatanan struktur batu bata dan temuan Kala yang mengindikasikan di sini ada komplek percandian," kata Arkeolog BPCB, Wicaksono Dwi Nugroho, Rabu (4/9/2019).

Potongan bangunan diduga cagar budaya ini kali pertama ditemukan oleh Tohiran, warga setempat sekitar tiga hingga empat minggu lalu. Tohiran merupakan petani penggarap sawah. Potongan Kepala Kala itu ia temukan di pematang sawah.

Untuk melindungi temuan tersebut, polisi setempat memasang garis larangan melintas. Warga setempat juga memasang pagar di luar police line. Setelah melalui serangkaian koordinasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar melaporkan ke BPCB Trowulan.

Tim Arkeolog yang datang kemudian mendata temuan benda cagar budaya tersebut. Tim juga sudah memetakan titik mana saja tempat bagian bangunan diduga candi itu ditemukan.

Baca juga:
Candi Sumur Gantung Mojokerto Konon Dibangun untuk Persembahan Bukti Cinta

Temuan struktur bangunan diduga Candi Gedog tersebut kuat dugaan sama dengan yang dituliskan Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java yang ditulis pada tahun 1817. Dalam bukunya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda itu menulis jika Candi Gedog merupakan bangunan yang megah dengan struktur bangunan terdiri dari batu bata dan batu andesit.

"Bisa jadi seperti itu (sesuai buku Raffles). Hanya saja di sana memang tidak ada fotonya. Dan dalam buku Raffles juga menceritakan jika Candi Gedog begitu megah. Hanya saja sekitar tahun 1901 dan 1915, letusan Gunung Kelud meluluhlantakan Blitar sehingga menutup candi yang ada di sekitarnya," ungkap Wicaksono.

Belum ada keputusan pasti kapan Tim Arkeolog akan melakukan eskavasi atau penggalian. Namun, Wicaksono dan rekannya Nonuk Kristina akan mempelajari dan menggali data lebih jauh soal dugaan teman cagar budaya tersebut adalah Candi Gedog.

Baca juga:
Hari ke-11 Ekskavasi Situs Mbah Blawu, Arkeolog Temukan Fragmen Batu Andesit

"Ini sangat menjanjikan (untuk dieskavasi). Dari hasil peninjauan hari ini, kami akan laporkan ke pimpinan dan merekomendasikan untuk dieskavasi. Nanti tergantung pimpinan, mau dieskavasi tahun ini atau tahun depan," tuturnya.