Pixel Codejatimnow.com

Ini Indikator Calon Kepala Daerah Ideal untuk Pilkada Serentak 2020

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Diskusi bertajuk 'Tantangan dan Tuntutan Calon Kepala Daerah di Era Disrupsi' di Kampus C Unair
Diskusi bertajuk 'Tantangan dan Tuntutan Calon Kepala Daerah di Era Disrupsi' di Kampus C Unair

jatimnow.com - Menyambut pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020, Universitas Airlangga (Unair) menggelar diskusi pakar bertajuk 'Tantangan dan Tuntutan Calon Kepala Daerah di Era Disrupsi', di Aula Amerta Kantor Manajemen Kampus C Unair, Rabu (4/9/19).

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengatakan, kegiatan ini sebagai kontribusi Airlangga pada proses demokrasi pembangunan negara, provinsi hingga tingkat kota. Diskusi tersebut juga menghadirkan akademisi, politisi, aktivis, budayawan dan media untuk saling menyampaikan pandangan.

"Kami hanya ingin mendorong putra putri terbaik di Jatim untuk bisa menjadi pemimpin di seluruh wilayah, terutama Jatim," kata Prof Nasih.

Menurutnya, sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020. Untuk itu, dibutuhkan calon pemimpin yang luar biasa. Sebab di era disrupsi ini, pemimpin menjadi kapten seperti halnya saat mengemudi kapal dengan kompleksitas permasalahan yang beragam.

"Kita tahu bahwa tantangan untuk menjadi pemimpin masa depan sungguh begitu beratnya. Di mana-mana menjadi bupati rasanya kita yang melihat tidak ada senangnya. Begitu juga kebebasannya, harus diinfakan. Menjadi pemimpin daerah saat ini penuh dengan kesulitan dan kesengsaraan," ungkap Prof Nasih.

Segala permasalahan itu, lanjut Prof Nasih, dapat diselesaikan dengan adanya pemimpin yang memiliki indikator 'Great Leadership', yaitu rendah hati, mampu beradaptasi, visioner dan mau serta mampu melibatkan semua pihak.

Baca juga:
Machfud Arifin Hadiri Langsung Sidang Sengketa Pilwali Surabaya di MK

Dalam katagori visioner misalnya, pemimpin harus mempunyai pandangan ke depan yang terarah dan terurus dengan semua amanah yang diberikan. Menciptakan masyarakat yang berkeadilan sosial menjadi sebuah harapan yang sangat dianjungkan.

"Saya juga menginginkan Pancasila sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Yang mana itu sangat lengkap dan ukurannya sangat jelas untuk menjadi acuan," papar Prof Nasih.

Sementara itu, Ketua KPU Jatim, Choirul Anam dalam menyebutkan bahwa KPU juga telah menyiapkan e-voting berupa Situng (sistem hitung) dan Silon (sistem calon) yang dapat diakses masyarakat secara online dengan mudah. Di era disrupsi ini KPU juga telah mempersiapkan dan dengan cepat mengikuti perkembangan.

Baca juga:
Tim Ipuk-Sugirah Yakin MK akan Tolak Gugatan Yusuf-Riza

Di tempat yang sama, Sejarawan Unair Purnawan Basundoro mengulas tentang sosok kepala daerah pada Pilkada serentak 2020. Menurutnya, sosok itu harus memahami sejarah, kultur dan identitas daerah, agar mampu menjaga daerah itu sendiri dalam kemajuan masa depan.

"Pembangunan kota itu juga butuh investasi, namun seiring dengan pembangunannya seringkali menabrak identitas. Misalnya, munculnya pembangunan perumahan sebenarnya itu juga menghilangkan perkampungan yang menjadi identitas di kota ini. Agar problem tidak terjadi, maka calon kepala daerah memiliki bekal sejarah daerahnya," tambahnya.