Pixel Codejatimnow.com

Dinyatakan Bebas, Tiga Anak LPKA Blitar Malah Tak Mau Ikut Unas

Editor : Arif Ardianto  Reporter : CF Glorian
Suasana ruang Ujian Nasional siswa binaan di Blitar
Suasana ruang Ujian Nasional siswa binaan di Blitar

jatimnow.com - Sebanyak enam anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas I Blitar hari ini mengikuti Ujian Nasional (UN).

Dari sembilan anak binaan yang terdaftar sebagai peserta UN, tiga diantaranya memilih untuk tidak mengikuti ujian, karena sudah dinyatakan bebas.

Para anak binaan mulai mengerjakan ujian pada sesi kedua atau yang dimulai pada jam 10.30 WIB dengan durasi 120 menit.

"3 anak itu mereka berasal dari Blitar, Lumajang dan Bojonegoro. Mereka bebas diwaktu yang tidak sama, satu bebas di 2017 sementara yang dua di awal tahun 2018," kata Kasi Pembinaan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Blitar, Andik Ariawan, Senin (23/04/2018).

Andik menjelaskan, program pendidikan anak binaan usia SMP dilakukan melalui kerjasama dengan SMP Agroganik, Garum.

Hak memperoleh pendidikan menjadi salah satu prioritas LPKA Kelas I Blitar kepada anak binaan.

Mereka yang mengerjakan naskah UN terdiri dari berbagai kasus, diantaranya kasus perlindungan perempuan dan anak (PPA).

Baca juga:
Gubernur Khofifah Pantau Pelaksanaan USP BKS SMA di Surabaya

"Prioritas LPKA ialah untuk memaksimalkan hak pendidikan anak binaan agar diperoleh secara maksimal. Mulai dari jenjang SD, SMP, dan SMA kita fasilitasi semuanya," terang Andik.

Meski sekolah pada umumnya menggelar ujian menggunakan komputer (UNBK), hal berbeda dirasakan oleh anak binaan LPKA. Para anak binaan mengerjakan naskah dengan menggunakan kertas atau disebut Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP).

"Mereka (anak binaan) ujian pakai UNKP. Yang di SMPN 1 Garum ini ada 9 anak yang terdiri dari 5 anak binaan LPKA dan empat siswa kami," kata Kepala SMP Agroganik Garum Damiri, di SMPN 1 Garum.

Baca juga:
Beri Semangat Peserta UNBK SMP, Bupati Ipong: Semoga Lulus 100 Persen

Ia menambahkan, minimnya persiapan, membuat pelaksanaan ujian nasional harus menggunakan komputer meski di Lembaga lain sudah menggunakan komputer.

"Waktunya juga mepet untuk persiapan. Selain itu bagi sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 20 masih belum bisa menyelenggarakan ujian mandiri. Jadi kami nunut di SMPN 1 Garum untuk pinjam kelasnya," imbuhnya.

Reporter: CF Glorian
Editor: Arif Ardianto