Pixel Codejatimnow.com

Polisi ini Diduga Bunuh Diri Setelah Tembak Istri

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : LKBN Antara
Ilustrasi penembakan/ jatimnow
Ilustrasi penembakan/ jatimnow

jatimnow.com - Aiptu Pariadi, personel Polres Serdang Bedagai (Sergai) yang tinggal di Dusun VI, Desa Lidah Tanah, Perbaungan, Sumatera Utara, ditemukan tewas bersama dengan istrinya, Fitri Andayani, Minggu (6/10/2019).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Aiptu Pariadi ditemukan tergeletak di depan pintu kamar, sedangkan istrinya di ruang tamu. Mereka ditemukan dengan bekas tembakan di tubuh mereka.

"Di tubuh istrinya ada dua luka tembakan di kepala dan Aiptu Pariadi dengan satu luka tembak juga dikepalanya," kata tetangga korban, Sugianto.

Warga yang melihat kejadian tersebut langsung melaporkan ke polisi dan perangkat desa.

Selanjutnya, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai.

Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Pasaribu mengatakan anggota yang tewas bersama istrinya diduga terlebih dahulu menembak mati istrinya kemudian bunuh diri.

"Dari keterangan anaknya sendiri sementara kami duga masih seperti itu," katanya.

Baca juga:
Suami Pelaku Mutilasi di Malang Mengaku Dihantui Sosok Istrinya

Saat ini, pihaknya masih menyelidiki kasus yang menimpa anggotanya yakni Ajun Inspektur Polisi Satu Pariadi dan istrinya, Fitri Andayani (45).

"Kasus ini masih dalam penyelidikan," jelasnya.

Peristiwa berawal saat anak pasangan itu yang bernama Faisal mendengar kedua orangtuanya bertengkar. Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan sebanyak dua kali.

Baca juga:
BBKP Juanda Gandeng NGO Flight, Motif Suami Bunuh Istri, Musnahkan Rokok Ilegal

Kemudian Faisal melihat ibunya telah terkapar di ruang tamu dalam keadaan berlumuran darah, dan menyaksikan saat-saat ayahnya bunuh diri dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.

Faisal kemudian memanggil warga dan selanjutnya kedua korban dibawa ke RSUD di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.

Institusi Kepolisian Indonesia sebetulnya memiliki standar psikologi tertentu untuk menentukan seorang anggotanya dapat alias cakap dibekali senjata api.