Pixel Code jatimnow.com

Cerita Fuad, Korban Konflik Wamena: Saya Tetap Ingin Kembali ke Sana

Editor : Redaksi   Reporter : Advertorial
Fuad, asal Jember, Jatim, salah satu korban konflik Wamena yang terpaksa pulang ke kampung halamannya
Fuad, asal Jember, Jatim, salah satu korban konflik Wamena yang terpaksa pulang ke kampung halamannya

jatimnow.com - Gelombang pengungsi yang keluar dari Wamena mencapai angka belasan ribu jiwa. Mereka meninggalkan Wamena untuk sementara. Namun sebagian dari mereka berharap akan tetap kembali ke tanah di bagian Kabupaten Jayawijaya itu.

Salah satu pengungsi itu bernama Fuad. Sabtu (5/10/2019) lalu, ia tampak duduk santai sambil mengobrol dengan sesama pengungsi konflik sosial Wamena di posko pengungsian Masjid Al-Aqso, Sentani, Jayapura.

Tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Ia tak lagi bekerja akibat harus mengungsi di Sentani. Saat itu, ia hanya berharap bisa pulang ke kampung kelahirannya di Jember, Jawa Timur.

Fuad merupakan satu dari ratusan orang yang saat ini menempati pengungsian di Masjid Al-Aqso. Mereka menempati ruangan seadanya untuk beristirahat. Sementara untuk makan, mereka menggantungkan pada makanan siap santap dari dapur umum yang disiapkan berbagai pihak.

"Untuk sekarang saya hanya ingin pulang ke Jember, belum mau ke Wamena masih trauma," ungkap Fuad saat itu.

Walau keinginannya saat itu hanya kembali ke kampung kelahirannya, tapi Fuad berharap tetap akan kembali ke Wamena ketika kondisi dapat dipastikan telah kembali aman. Sejak 2003 lalu, ia memboyong keluarganya ke Wamena untuk merantau dan mencari nafkah.

Baca juga:
Video: Korban Konflik Wamena Terima Bantuan

Para korban konflik Wamena saat mengungsi di posko pengungsian Masjid Al-Aqso, Sentani, JayapuraPara korban konflik Wamena saat mengungsi di posko pengungsian Masjid Al-Aqso, Sentani, Jayapura

Hal yang sama dilakukan Herman, warga Wamena asal Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Belasan tahun ia merantau ke Wamena bersama keluarganya. Namun untuk saat ini, ia membawa pulang istri dan anaknya kembali ke kampung kelahiran. Herman dan keluarganya serta puluhan orang lainnya menumpang Pesawat Garuda Indonesia yang difasilitasi ACT, pascakonflik sosial Wamena, hari itu.

Hingga hari itu, tercatat 15.544 orang telah meninggalkan Wamena untuk mengungsi, seperti dilansir beberapa media. Mereka keluar dari salah satu distrik di Kabupaten Jayawijaya itu menggunakan pesawat yang disediakan TNI atau menggunakan pesawat sipil tujuan Sentani. Sebagian besar dari mereka mengungsi tanpa membawa harta benda.

Baca juga:
Warga Ponorogo Korban Konflik Wamena Terima Bantuan Uang Tunai

Fuad dan Herman merupakan beberapa di antara korban konflik Wamena yang masih ingin kembali ke Wamena. Untuk saat ini mereka hendak kembali ke kampung kelahiran dan berencana akan kembali ke Wamena tanpa keluarga terlebih dahulu.

"Kalau kembali ke sana (Wamena) lagi itu pasti, tapi tanpa keluarga dulu dan belum tahu kapan. Mungkin dua atau tiga bulan lagi menunggu kondisi aman," ungkap Herman yang bekerja sebagai pedagang di Wamena itu.

Kini, kondisi di Wamena berangsur kembali kondusif. Kegiatan belajar mengajar pun mulai pulih mulai Senin (7/10/2019). Walau begitu, kegiatan sekolah masih belum maksimal karena sebagian besar guru dan murid masih mengungsi di luar Wamena. Begitu pula dengan kerusakan-kerusakan bangunan, sebagai dampak konflik yang pecah selama beberapa hari.