Pixel Code jatimnow.com

Sepekan, 843 Hektar Taman Hutan Raya R Soerjo Ludes Terbakar

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Jajeli Rois Moch Rois
Heli Mi-8 milik BNPB yang membawa water bombing disiapkan untuk pemadaman api
Heli Mi-8 milik BNPB yang membawa water bombing disiapkan untuk pemadaman api

jatimnow.com - Sebanyak 843 hektar hutan dan lahan konservasi di Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo habis terbakar dalam sepekan ini.

Dari data yang ada, Gunung Ringgit diketahui sebagai wilayah terdampak paling parah, selain Gunung Arjuno dan Welirang.

"Gunung Ringgit tercatat ada 668 hektar yang terbakar. Sedangkan Curah Seriti dan Putuk Lembu Gunung di Arjuno terbakar seluas 172 hektar," jelas Kasie Konservasi Pengembangan Pemanfaatan Kawasan Hutan (KPPKH) Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo, Dedi Hadiana, Kamis (17/10/2019).

Ia melanjutkan, pihaknya telah menerima laporan jika hari ini sudah tidak ada titik api terutama di Gunung Ringgit karena hutan dan lahan sisi barat dan selatan telah ludes terbakar.

"Di jurang-jurang yang ada di Gunung Ringgit juga sudah tidak terlihat asap," ujarnya.

Meskipun tidak lagi menemukan titik api, hingga kini status tanggap darurat belum dicabut. Upaya water bombing juga akan terus diupayakan.

"Namun pagi ini lagi-lagi kita terkendala cuaca dan helikopter belum bisa melakukan water bombing," tukas Dedi.

Sebelumnya upaya pemadaman juga dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan helikopter yang membawa bom air (water bombing) untuk mengatasi kebakaran di kawasan hutan konservasi di Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo.

Baca juga:
Lagi, Cuaca Ganggu Heli Water Bombing Padamkan Api di Gunung Ringgit

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan pengerahan heli water bombing karena titik api yang berada di kawasan Curah Sriti itu memiliki medan yang terjal. Sehingga sulit dipadamkan secara manual. 

"Medannya sulit untuk ditembus jika ingin dipadamkan secara manual menggunakan tenaga manusia. Titik api berada di ketinggian 2.300 mdpl dengan kemiringan mencapai 70 derajat," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (16/10/2019).

Pengerahan heli water bombing, lanjut Khofifah, telah dilakukan sejak Selasa (15/10) menggunakan helikopter Mi-8 milik BNPB yang lepas landas dari Lanud Abdulrahman Saleh. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung.

Baca juga:
Cuaca Berawan Ganggu Heli Water Bombing Padamkan Api di Gunung Ringgit

"Heli yang berangkat setelah 30 menit terbang evaluasi medan akhirnya ditarik kembali karena cuacanya berawan sehingga tidak tembus titik hotspot. Mohon doanya semoga lancar. Terimakasih semua dukungan BNPB untuk Pemprov Jawa Timur," ujarnya.

Seperti diketahui kebakaran hutan di Kawasan Gunung Arjuno terjadi mulai Jumat 11 Oktober 2019, lalu di area Gunung Mujur, Blok Curah Banteng dan wilayah Curah Sriti, Blok Pusuk Lembu, Gunung Arjuno, Karangploso, Kabupaten Malang.