Pixel Codejatimnow.com

Kepingan Sejarah Manusia Purba di Gua Lowo Ponorogo Dibawa ke Jakarta

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Kepingan sejarah manusia purba di Gua Lowo, Sampung, Ponorogo
Kepingan sejarah manusia purba di Gua Lowo, Sampung, Ponorogo

jatimnow.com - Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengakhiri penelitiannya di Gua Lowo, Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Kamis (17/10/2019). Semua hasil penelitian akan dibawa ke Yogyakarta berlanjut ke Jakarta.

"Ada ribuan tulang binatang yang dikonsumsi oleh manusia purba, ada alat dari tulang hewan untuk dijadikan sendok atau spatula, ada lancipan, ada sudip, banyak sekali," terang Koordinator Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Djatmiko saat dihubungi jatimnow.com.

Djatmiko menyebut, dari 16 hari penelitian muncul istilah Sampung Bone Culture atau Sampung Bone Industry. Istilah itu muncul setelah penemuan artefak dari tulang dan batu yang diduga digunakan manusia purba dalam kehidupannya sehari-hari.

Baca juga:  

"Kami menyebutnya Sampung Bone Culture atau Sampung Bone Industry. Karena banyak temuan di Gua Lowo. Makanya muncul juga Eponim Sampungian, karena budaya alat tersebut tidak ada duanya di Indonesia," bebernya.

Tim Arkeolog saat melakukan penelitian di Gua Lowo, Sampung, PonorogoTim Arkeolog saat melakukan penelitian di Gua Lowo, Sampung, Ponorogo

Baca juga:
Gua Lowo Ponorogo Pernah Dihuni Manusia Purba, Diduga Puluhan

Akan tetapi, Djatmiko berharap penelitian ini terus berjalan, meski pelaksanaannya multiyear, minimal 5 tahun ke depan. Hal itu dilakukan untuk mengungkap kepingan sejarah yang ada di Gua Lowo tersebut.

"Harus tetap diselesaikan. Ya walaupun multi year. Lima tahun ke depan harus bisa mengungkap sejarah Gua Lowo," tegasnya.

Ia menambahkan, saat ini hasil penelitian dibawa ke Badan Arkeologi Yogyakarta. Setelahnya akan dibawa ke Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Jakarta.

Baca juga:
Video: Jejak Manusia Purba di Gua Lowo Ponorogo

"Penelitian ini membutuhkan perawatan ekstra, terutama artefak yang ditemukan dari dalam tanah kemudian dibawa keluar kena angin, panas itu bisa rapuh. Jadi harus hati-hati sekali," papar Djatmiko.

Meski dibawa ke Jakarta untuk diteliti dan diamankan, nantinya jika Ponorogo sudah memiliki museum sejarah dan laboratorium sendiri, seluruh hasil penelitian di Gua Lowo Sampung, bakal dikembalikan lagi ke Bumi Reog.

"Karena hasil penelitian itu bisa jadi ikon Ponorogo selain reog. Bahwa ada industri tulang di sini sebagai cikal bakal kehidupan modern saat ini," tandasnya.