Pixel Codejatimnow.com

Delapan Mahasiswa Bikin Kreasi Nugget Kelor untuk Anak Tak Suka Sayur

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito
Nugget kelor mendukung anak mengkonsumsi sayur
Nugget kelor mendukung anak mengkonsumsi sayur

jatimnow.com - Delapan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) membuat nugget dari daun kelor.

Kreasi yang diberi nama nugget kelor ini merupakan salah satu alternatif makanan tambahan dalam memenuhi gizi untuk pertumbuhan anak.

Kreasi nugget kelor ini dibuat oleh satu tim yaitu Elda Silvana, Ellen Rachmawati, Myrnawati Wijaya, Paramitha Khosuma, Inne Cipta, Nadya Christine, Rika Chandra, dan Fanes Ottong.

Elda Silvana, ketua kelompok mengatakan daun kelor mengandung protein yang tinggi, terdiri dari zat besi, kalsium, vitamin A, serta vitamin C dan tujuh kali lebih tinggi dari pada buah jeruk.

"Kelor juga kaya akan manfaat dan salah satunya sebagai antioksidan bagi tubuh. Mengolah daun kelor menjadi nugget berharap menjadi solusi untuk orang tua yang anak-anaknya kesulitan makan sayur," jelasnya, Kamis (24/10/2019).

Ia mengungkapkan, latar belakang dibuatnya kreasi daun kelor menjadi nugget berawal dari tugas mata kuliah Obat Asli Indonesia (OAI).

Pada mata kuliah ini, mahasiswa Fakultas Farmasi Ubaya diwajibkan untuk membuat kreasi olahan pangan dari tanaman rimpang atau kelor yang memiliki nilai kesehatan bagi masyarakat.

"Kami akhirnya memilih untuk mengolah makanan dari daun kelor. Umumnya ibu-ibu mengolah daun kelor menjadi sayur. Akhirnya kami berkreasi membuat daun kelor menjadi nugget sekaligus sebagai alternatif makanan agar mereka mau mengonsumsi sayur,” ucap mahasiswi semester tujuh Fakultas Farmasi Ubaya itu.

Baca juga:
Ramadan Berkah, Ikatan Alumni Universitas Surabaya Berbagi di 7 Panti Asuhan

Ia menjelaskan, daun kelor digunakan setelah dikeringkan dengan oven selama tiga menit. Kemudian daun kelor dipotong halus dan dicampurkan dengan daging ayam dan bahan-bahan lainnya.

Seperti telur, bawang merah, bawang putih, jagung, jamur kuping, dan wortel, garam, merica, dan diaduk hingga rata. Kemudian ditambahkan tepung maizena dan tepung tapioka.

Adonan kemudian dicetak dengan loyang dan dikukus hingga matang kurang lebih 35 menit. Setelah itu, Nugget Kelor yang telah dikukus dipotong-potong sesuai bentuk yang disukai anak-anak.

Proses terakhir, hasil potongan dicelupkan ke dalam telur dan dilumuri dengan tepung roti dan digoreng hingga matang.

Baca juga:
Teknik Fotografi Lighting Penentu Laris Tidaknya Produk E-Commerce

Namun terdapat kesulitan yang dihadapi Elda Silvana dan tim ketika proses pembuatan olahan pangan adalah menentukan tekstur Nugget Kelor agar tidak terlalu keras atau empuk ketika dikonsumsi.

"Daun kelor dikeringkan terlebih dahulu agar mengurangi bau dan rasa pahit. Sehingga daun kelor yang digunakan terasa lebih nikmat ketika dikonsumsi. Olahan pangan ini bisa dikembangkan oleh warga Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Bojonegoro untuk dijual dan diberikan kepada anak-anak Posyandu dalam membantu pertumbuhan serta perbaikan gizi anak," ujarnya.

Karina Citra Rani, Dosen Fakultas Farmasi Ubaya mengatakan bahwa Nugget Kelor merupakan kreasi menarik yang bisa membantu anak-anak dalam memenuhi kebutuhan serat. Pihaknya juga ingin membangun paradigma untuk mengonsumsi makanan praktis tapi sehat.

"Semoga kreasi ini bisa dibuat dan dipasarkan ke komunitas yang lebih luas. Kami tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Ubaya juga mengajak mahasiswa untuk turut terlibat program pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan serta praktik kepada KWT dan warga dalam mengolah kelor menjadi makanan yang kaya nutrisi untuk si kecil," pungkas Karina yang juga Ketua PDDM Ubaya itu.