Pixel Codejatimnow.com

Jelang Piala Dunia U-20, Pemerintah Diminta Kompak

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya
Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya

jatimnow.com - Pemerintah di semua level diimbau kompak mensukseskan Piala Dunia U-20 tahun 2021.

Politisi Partai NasDem Effendy Choirie berharap, kejadian kunjungan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada Minggu (3/11/2019), tidak boleh terulang. Sebab, selain pintu terkunci, tidak ada satu pun pejabat dari Pemkot Surabaya mendampingi menteri.

"Kalau ada pemerintah pusat tugas ke daerah, ya pejabat pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, harus mendampingi. Itu wajib, baik secara peraturan, protokoler maupun adab dan kepantasan," terang Effendy Choirie atau Gus Choi kepada jatimnow.com, Senin (4/11/2019).

Ia menerangkan, urusan olahraga terutama sepak bola, terkait dengan lapangan bola, stadion dan seluruh sarana prasarana yang diperlukan untuk mencapai prestasi, apalagi untuk even piala dunia, seharusnya disukseskan dengan visi, misi, sikap dan komitmen yang sama.

"Bersatu padu dan gotong royong mendukung program dan rencana pemerintah tersebut," tutur Gus Choi.

Legislatif, eksekutif maupun yudikatif, serta seluruh instrumen negara dan seluruh kelompok masyarakat, mesti harus kompak.

Baca juga:
Piala Dunia U-20 Ditunda, Pemkot Tetap Kebut Renovasi Stadion GBT

"Kompak mempersiapkan diri menjadi sohibul bait (tuan rumah) yang baik, tuan rumah yang ramah dan beradab, berprestasi dan membanggakan," tambah Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai NasDem ini.

Mantan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur ini menegaskan, menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah tidak setiap negara memiliki kesempatan tersebut.

Ia berharap, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten maupun kota, harus saling bersinergi.

Baca juga:
Ini 6 Stadion yang Ditetapkan PSSI untuk Piala Dunia U-20

"Hilangkan arogansi kekuasaan. Buang fanatisme partai atau kelompok. Redam hiruk pikuk politik yang saling menghujat dan menjatuhkan," tuturnya.

"Semua penyelanggara negara, sesama penyelenggara negara mestinya saling mendukung, saling terbuka, transparan untuk kemajuan bersama, bangsa dan negara," tambahnya.