Pixel Codejatimnow.com

Buang Dokumen Diskominfo Surabaya, Politisi PSI Disarankan Minta Maaf

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Budi Sugiharto
Politisi PSI Alfian Limardi
Politisi PSI Alfian Limardi

jatimnow.com - Anggota Komisi B Alfian Limardin menjadi sorotan karena disebut membuang draft RAPBD milik Diskominfo Surabaya pada saat hearing di Komisi B DPRD Surabaya beberapa waktu lalu.

Sikap Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menuai kecaman. Banyak yang terkejut dengan insiden tersebut.

"Ya kaget juga peristiwa itu terjadi di ruang publik," kata Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, Kamis (7/11/2019).

"Sejauh yang saya tahu, itu baru pertama terjadi. Makanya ahistoris dan kehilangan konteks fatsun berpolitik," tambah Surokim.

Dekan Fisib Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini menilai hal itu merupakan praktik low context politic yang kebablasan. Kadangkala maksud dan niatnya baik, tapi kalau nirrespek dan tidak ada fatsun, akan membiaskan tujuannya.

Baca juga: 

"Ada fatsun publik itu perlu diingat oleh para politisi. Surabaya nggak hanya wani tapi juga ngerti," ungkapnya.

Maka, Surokim mengingatkan para politisi untuk bersikat dewasa.

Baca juga:
Fraksi PDIP Lempar Pantun ke Eri-Armuji saat Sidang Paripurna DPRD Surabaya

"Hati-hati, khususnya politisi baru jangan overacting bisa disfungsional untuk opini publik Surabaya," lanjut Surokim.

"Semua ada kepatutan dan kepantasannya. Kritis boleh tetapi kesopanan publik itu akan menguatkan maksud baik tadi," imbuhnya.

Emosi, kata dia, tidak akan pernah membawa kebaikan dalam ruang publik, sebaliknya hasilnya hanya gaduh dan kontroversi.

"Menurut saya pelaku harus gentle berani meminta maaf kepada pihak terkait dan juga masyarakat kota karena panggung itu ada di ruang publik. Insyaallah akan mendapat respek dan dukungan publik," sarannya.

Baca juga:
Kuasa Hukum Anak DPRD Surabaya Bantah Ada Penganiayaan di Rumah Aspirasi

Kepala Diskominfo Surabaya M Fikser mengaku, saat hearing dengan Komisi B mendapat perlakuan tidak mengenakkan.

"Iya berkas saya dibuang ke lantai," kata pejabat asal Serui Papua ini.

"Sekali lagi saya memaafkan walaupun dia tidak minta maaf," tambah pejabat yang pernah menjadi Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Surabaya ini.