Pixel Codejatimnow.com

Kepala Terjepit saat Naik Bianglala, Bocah 6 Tahun di Situbondo Tewas

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Polisi melakukan olah TKP di wahana permainan bianglala Pasar Malam di Kapongan, Situbondo
Polisi melakukan olah TKP di wahana permainan bianglala Pasar Malam di Kapongan, Situbondo

jatimnow.com - Seorang bocah berumur 6 tahun meninggal dunia setelah kepalanya terjepit besi permainan bianglala di Pasar Malam Taman Lanceng, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo.

Mendapat laporan kejadian itu, Tim Inafis Polres Situbondo dipimpin Aiptu Bambang bersama anggota Polsek Kapongan mendatangi TKP untuk melakukan identifikasi dan olah TKP, Rabu (27/11/2019) malam.

Menurut keterangan para saksi, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 Wib. Korban MDM (6) bersama orangtuanya Muhsin (47), warga Dusun Krajan, Desa Seletreng, Kecamatan Kapongan saat itu sedang bermain bianglala atau kincir putar.

"Korban naik bianglala itu, sedangkan orangtuanya menunggu di bawah," kata Kapolsek Kapongan, Iptu Pramana, Kamis (28/11/2019).

Pramana melanjutkan, pada saat korban berada di atas permainan, korban melihat orangtuanya yang berada di bawah hingga kepala korban keluar. Pada saat itulah, kepala korban terjepit besi hingga korban terjatuh di dalam keranjang.

Baca juga:
Bocah di Gurah Kediri Tewas Terseret Arus Gorong-gorong

"Orangtua korban langsung meminta penjaga menghentikan permainan dan membawa putrinya ke Puskesmas Kapongan," tambah Pramana.

Sampai di puskesmas, tim medis menemukan luka memar dan lebam pada bagian kepala korban, diduga akibat terjepit besi kerangka atau cincin besi yang memutar pada permainan tersebut.

"Keterangan pihak puskesmas, korban mengalami cedera otak berat sehingga meninggal dunia," ungkapnya.

Baca juga:
Kronologis Ibu di Tulungagung Cekoki Racun Anaknya

Setelah melakukan identifikasi dan olah TKP, sejumlah saksi dimintai keterangan terkait kejadian itu di Mapolsek Kapongan.

"Kami imbau masyarakat agar lebih berhati-hati terutama dalam mengawasi anak-anaknya, agar kejadian yang sama tidak terulang kembali," tandas Pramana.