Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Menimbang Machfud Arifin Hingga Whisnu Sakti Jadi Penerus Risma

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin

jatimnow.com - Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin didesak maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya meneruskan Wali Kota Tri Rismaharini. Mantan Kapolda Jatim ini dinilai berpeluang besar untuk memenangi Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya.

Banyak tokoh yang sudah meramaikan bursa calon wali kota, di antaranya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Eri Cahyadi hingga Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Sedangkan beberapa hari lalu, Machfud Arifin sudah ada sinyal bakal serius maju untuk memenangi pilwali dan meneruskan Wali Kota Risma.

Purnawirawan polisi itu pun menyatakan siap maju, setelah banyak dorongan dari tokoh masyarakat seperti Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftcahul Akhyar, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan hingga pengusaha besar Alim Markus.

Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim KusnadiIrjen Pol (Purn) Machfud Arifin dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi

Bahkan ketika Machfud masih menjabat Kapolda Jatim, sudah diminta Gubernur Jatim Soekarwo dan Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar, untuk maju menjadi wali kota.

Setelah melalui pertimbangan, Machfud yang juga pernah menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim untuk pemenangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019, akhirnya pada Kamis (9/1/2020) menyatakan kesediaannya maju sebagai wali kota.

Machfud menyatakan siap, jika ada partai yang menyediakan 'rumah' untuk ikut running di Pilwali Surabaya 2020.

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo mengatakan, jika banyak tokoh yang mendorong dan mendukung Machfud Arifin maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya, maka ada kans untuk memenangi Pilwali Surabaya 2020.

"Para tokoh-tokoh itu memilik influencer atau tokoh yang punya pengaruh luar biasa. Saya kira, para tokoh itu yang memberikan dukungan untuk maju. Saya kira (Machfud Arifin) punya kans untuk memenangkan pilwali cukup besar juga," kata Suko Widodo, Sabtu (11/1/2020).

Dalam banyak pengalaman, pada pilwali, peran ketokohan personal atau kapasitas personal kandidat sangat menentukan. Secara kapasitas personal, Machfud Arifin dinilai memiliki kapasitas personal yang besar.

"Pak Machfud misalnya pernah memimpin suatu wilayah di bidang sosial politik, cukup paham lah orang-orang. Berbeda dengan militer, kalau polisi kan sipil. Dari aspek itu, saya kira kapasitas penguasaan wilayahnya cukup bagus lah," tuturnya.

Saat pensiun dari kepolisian dengan pangkat bintang dua, Machfud ditunjuk sebagai Ketua TKD Jatim. Kata Suko, hal itu menarik karena meski pensiun kemudian diberikan kepercayaan memimpin TKD.

"Itu kan nggak sembarang orang. Mosok tiba-tiba Pak Suko disuruh memimpin (TKD Jatim), kan iso buyar kabeh (bisa bubar semua). Artinya, modal personalnya Pak Machfud cukup memadai," terangnya.

Pengajar Komunikasi Politik di FISIP Unair ini menambahkan, pengalaman Machfud sebagai Ketua TKD Jatim otomatis punya jaringan di kalangan partai politik.

"Ya otomatis. Komunikasi politiknya bagus," ujarnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Sedangkan Whisnu Sakti Buana, dinilai sebagai tokoh politisi yang pernah memimpin partai dengan basis massa besar.

"Pak Whisnu punya potensi di dalam basis massa, terutama dari PDI Perjuangan," ujar Suko.

Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti BuanaWakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana

Sementara itu, Suko juga menilai calon lainnya seperti Eri Cahyadi, memiliki pengalaman mengelola pembangunan tata kota.

"Eri anak muda yang memiliki kemampuan teknokrat cukup bagus di dalam mengelola tata kota," katanya.

 

Ia menambahkan, semakin banyaknya tokoh yang muncul menjadi cawali, maka orang akan banyak pilihan. Menurutnya, pemilih itu bermacam-macam alasan pilihannya. Ada yang memilih karena rasional, mendasarkan program-program yang diusung calon tersebut. Juga ada pemilih emosional yang mendasarkan emosional karena hubungan tertentu.

"Jadi ada pemilih rasional dan emosional. Di Surabaya ini, gabungan antara rasional dan emosional," paparnya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Suko menambahkan, yang terpenting pemimpin Surabaya ke depan adalah orangnya tegas dan terbuka apa adanya. Karekater itu seperti karakternya arek-arek Suroboyo.

"Wali kota yang diharapkan itu supaya memiliki karakter Suroboyoan. Darimana pun asalnya, tapi punya karakter seperti arek-arek Suroboyo," katanya.

Kepala Bappeko Surabaya Eri CahyadiKepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi

Ia mengatakan, para calon tersebut seperti Machfud Arifin memiliki karakter arek Suroboyo, yang tegas dan terbuka apa adanya. Bahkan Suko bercerita, saat Machfud menjabat Kapolda Jatim, sering memberikan ceramah di kampus-kampus, termasuk di kampus Unair.

"Waktu di Unair sering ceramah. Saya lihat bagus juga. Komunikasi dengan kampus-kampus juga bagus. Orangnya kan koyok dudu polisi, koyok koncoan ambe sopo ae.(orangnya seperti bukan polisi, seperti berteman dengan siapa saja). Dia punya karakter Suroboyoan," tuturnya.

Suko memberikan saran kepada Machfud Arifin. Jika memang serius maju, maka harus segera turun menyapa ke semua lapisan masyarakat agar tingkat popularitas dan elektabilitasnya meningkat.

"Kan selama ini beliau banyak kesibukan. Jadi komunikasi dengan rakyat yang harus diperbanyak, kalau pingin popularitas dapat, tingkat elektabilitasnya juga," jelasnya.