Pixel Codejatimnow.com

Tanah Retak Berpotensi Longsor Susulan di Tugurejo Ponorogo Meluas

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Petugas BPBD melakukan koordinasi penanganan longsor di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo
Petugas BPBD melakukan koordinasi penanganan longsor di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo

jatimnow.com - Tanah retak yang berpotensi mengakibatkan tanah longsor susulan di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo semakin meluas. Warga yang mengungsi pun bertambah.

"Retakan muncul di bagian timur dan barat tebing," ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Imam Basori, Selasa (10/3/2020).

Imam menyebut, retakan di bagian timur tebing itu sedalam 20 sampai 25 sentimeter, begitu pula pada bagian barat. Panjangnya diperkirakan 150 hingga 300 meter.

Baca juga: 

Akibat retakan itu, jumlah pengungsi bertambah. Jika sebelumnya hanya 6 kepala keluarga berisi 16 jiwa, saat ini menjadi 14 keluarga atau 35 jiwa. Sedangkan rumah yang dikosongkan sebanyak 10 unit.

Baca juga:
Bencana Hidrometeorologi Mengancam Seluruh Wilayah, Warga Jatim Diminta Waspada

Peta terdampak longsor di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten PonorogoPeta terdampak longsor di Dusun Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo

"Pengungsi terbagi dalam 11 lokasi rumah kerabat. Mereka dalam kondisi sehat," tegasnya.

Sementara Kepala Desa Tugurejo Siswanto mengaku jika setiap hari selalu ada guguran dari retakan tanah tersebut. Kondisi itu diperparah dengan adanya sumber air cukup besar di sekitar lokasi.

Baca juga:
Longsor di Pudak Ponorogo Ancam Rumah Warga, Sawah Porak-poranda

Meski para pengungsi berada di rumah saudara masing-masing, pemerintah desa dan BPBD terus memantau kesehatan dan kebutuhan para pengungsi.

"Setiap pagi ada pemeriksaan, kalau ada warga yang mengeluh sakit langsung kami antar ke puskesmas pembantu yang jaraknya satu kilometer. Kebutuhan logistik seperti makanan atau pakaian juga kami prioritaskan," jelas Siswanto.