Pixel Codejatimnow.com

Aksi Teatrikal Sepakbola di Sedimentasi Sungai Kalimas Surabaya

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito
Teatrikal sepakbola di sedimentasi Sungai Kalimas Surabaya
Teatrikal sepakbola di sedimentasi Sungai Kalimas Surabaya

jatimnow.com - Aksi teatrikal 5 mahasiswa perwakilan Muhamadiyah Jawa Timur berlangsung di Sungai Kalimas Surabaya, Sabtu (14/3/2020).

Mereka melakukan tetrikal bermain sepakbola di sedimentasi pasir yang mengendap di Sungai Kalimas tepat dibawah jembatan kawasan Jalan Pemuda Surabaya.

Teatrikal itu dilakukan sebagai upaya mengingatkan pemerintah daerah sebagai pihak yang berwenang menjaga keadaan sungai dan biotanya agar tetap terjaga.

"Kenapa kami bermain sepakbola di sini karena tepat Tahun 2021 nanti kota Surabaya ini sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Jadi selain kita memiliki lapangan yang bagus, juga memiliki sungai yang dapat digunakan sebagai penunjangnya," jelas korlap aksi, Muhammad Angga Alfarizy.

Menurut mahasiswa asal Muhammadiyah Gresik itu, seharusnya Sungai Kalimas itu tidak ada sedimentasi agar menjadi destinasi wisata supaya mampu menjamu para tamu asal luar negeri.

Baca juga:
Volume Penumpang dan Muatan Kapal Pelindo Regional 3 Kalimas Meningkat Signifikan

"Jika tidak ada sedimentasi itu, maka mampu menjadi destinasi wisata air bagi Kota Surabaya. Terlebih pintu air di jembatan ini merupakan peninggalan sejarah dan harus dirawat," ujarnya.

Dewan Pembina Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) PW Jatim, Ali Yusa mengatakan terlihatnya sedimentasi di sungai yang berada di tengah Kota Surabaya ini merupakan kejadian yang sangat ironi.

"Seharusnya pemerintah dan operator air sungai hendaknya melakukan pengerukan sebagai upaya penjagaan segi baku mutu air," kata pria yang juga menjabat Pengurus Forum Maritim Jatim itu.

Baca juga:
Percobaan Bunuh Diri Ibu dan Anak Ceburkan Diri di Rolak Surabaya Digagalkan Warga

Menurutnya, Sungai Kalimas sebagai sungai utama untuk menampung aliran air dari seluruh pemukiman penduduk.

"Sedimen tinggi, keadaan air bagaimana pasti butek kan. Jadi menjaga baku mutu air mungkin hendaknya yang berwenang menjaganya, entah itu dengan mengeruknya atau bagaimana. Tapi kejadian ini terjadi di sungai-sungai di Jawa Timur jika itu terjadi maka bisa dibilang buruk," tukas Ali Yusa yang juga menjabat sebagai Kajur Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) itu.