Pixel Codejatimnow.com

Potongan Kaki Manusia Ditemukan di Makam, Milik Siapa?

 Reporter : Erwin Yohanes
Humas RS Yasmin Banyuwangi, Agus Riyanto menunjukkan form persetujuan konsultasi terbaru
Humas RS Yasmin Banyuwangi, Agus Riyanto menunjukkan form persetujuan konsultasi terbaru

jatimnow.com - Potongan kaki yang ditemukan area tempat pemakaman umum Dusun Kedawung, Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, beserta secarik kertas berlogo RS Yasmin itu rupanya masih menjadi misteri.

Sebab, rumah sakit yang memiliki logo dalam kertas tersebut membantah jika potongan kaki manusia tersebut berasal dari pihaknya. Lantas, siapakah pemilik potongan kaki tersebut?

Humas Rumah Sakit Yasmin, Agus Riyanto SE menjelaskan, secarik kertas berlogo rumah sakitnya itu desainnya sudah kadaluarsa.

"Logo itu sudah tidak digunakan lagi sejak 2017 lalu dan telah digantikan dengan logo yang baru," jelas Agus dikonfirmasi di kantornya, di Jalan Letkol Istiqlah, Banyuwangi, Jumat (4/5/2018).

Baca juga: Kerja Bakti di Makam, Warga Dihebohkan Temuan Kardus Berbau Menyengat

Namun demikian, pihaknya sangat menyayangkan atas temuan surat persetujuan konsultasi dokter spesialis seperti yang tertulis dalam form tersebut dan lengkap dengan logo resmi rumah sakit yang digunakan sebelumnya.

"Saat ini kita menggunakan logo yang terbaru, yang itu sudah tidak kita produksi lagi," tegasnya seraya menunjukkan form surat konsultasi RS Yasmin terbaru.

Sedangkan terkait dengan potongan kaki manusia yang ditemukan di area makam itu, kata Agus, pihaknya tidak tahu menahu.

Secarik kertas yang ditemukan di dalam kardus di area makam, di sebelah potongan kaki manusia

Baca juga:
International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Kembali, Catat Tanggalnya!

Ia malah mengaku, jika pihak rumah sakit sejak bulan Mei hingga hari ini, tidak melakukan operasi atau menangani kasus pasien yang melakukan amputasi.

"Terakhir kita melakukan amputasi tanggal 28 April 2018 atas nama Asep Pujianto, sebab luka karena jangkar kapal di kaki kirinya dan sempat dirawat di Puskesmas Papua. Karena waktu di jahit tidak dibersihkan dalamnya dan membusuk ketika sampai di Pelabuhan Ketapang yang kemudian di amputasi di sini," bebernya.

Baca juga: Bau Menyengat dari Makam itu Ternyata Potongan Kaki Manusia

Disinggung mengenai temuan kaki di area makam yang juga kaki sebelah kiri, ia tetap membantahnya.

Ia menyatakan, standard operating procedure (SOP) melakukan amputasi selain membutuhkan persetujuan pasien, juga mempertimbangkan bahwa penyakit luka yang diderita oleh pasien akan menyebar atau dapat bertambah parah.

Baca juga:
Menengok Kampung Jamur di Banyuwangi, Raup Omzet Rp360 Juta Per Bulan

Seperti yang terjadi pada pasien yang menderita kolesterol, gula darah hingga diabetes.

"Baik sebelum dilakukan amputasi maupun sesudahnya pasien kita minta untuk menandatangani surat pernyataan di atas kertas. Selain itu alasan pasien (Asep) mau diamputasi akan diganti dengan kaki palsu dari pada semakin parah di bekas lukanya," ujarnya.

Sebelumnya warga yang sedang kerja bakti menemukan kardus di dekat gundukan tanah baru. Diduga ada orok yang dikubur karena mengeluarkan bau menyengat. Ternyata setelah melalui pemeriksaan, sumber bau berasal itu dari potongan kaki manusia.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes