Pixel Codejatimnow.com

Satu PDP Corona di Gresik Meninggal Dunia

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Sahlul Fahmi
Direktur RSUD Ibnu Sina Gresik, Endang Puspitowati (kiri)
Direktur RSUD Ibnu Sina Gresik, Endang Puspitowati (kiri)

jatimnow.com - Satu dari 19 pasien dengan pengawasan (PDP) Virus Corona atau Covid-19 yang diisolasi di RSUD Ibnu Sina Gresik, meninggal dunia pada dinihari Kamis (26/3/2020). Pasien itu dirawat sejak Sabtu (21/3) malam.

Direktur RSUD Ibnu Sina Gresik Endang Puspitowati mengatakan, saat pertama kali dirujuk, pasien sudah mengalami batuk berat dan sesak nafas. Karena itu pasien langsung diisolasi kemudian dilakukan penanganan intensif.

"Kami mengirim hasil pengecekan pasien ke Tim Laboratorium Unair Surabaya pada Senin pagi," terang Endang, Kamis (26/3/2020).

Endang juga memastikan jika saat ini pasien yang meninggal telah dimakamkan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Hanya saja hingga kini hasil tes pasien masih belum dikeluarkan Tim Laboratorium Unair Surabaya.

"Mungkin saat ini banyak sekali yang harus ditangani oleh tim laboratorium Unair Surabaya, sehingga sampai saat ini kami masih belum mendapatkan laporan hasil lab dari pasien kami yang telah meninggal," jelasnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gresik Saifudin Ghozali menyebut, pihaknya akan meminta ke tim laboratorium Unair Surabaya melalui dinas kesehatan provinsi agar hasil tes pasien yang meninggal bisa segera diselesaikan.

"Setiap pasien PDP kita lacak riwayat hidupnya, terutama dengan siapa saja mereka terakhir berkomunikasi dan berinteraksi untuk kemudian kita pantau pergerakannya demi mencegah penularan yang lebih luas," ujar Ghozali.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Pria yang juga menjabat Sekretaris Tim Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan Covid-19 Gresik itu menambahkan, per hari ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Gresik mengalami peningkatan dari 44 menjadi 57.

"Sedang untuk orang dengan risiko (ODR) yang sebelumnya berjumlah 675 orang, turun menjadi 406. Semuanya merupakan orang yang punya riwayat dari luar negeri," bebernya.