Pixel Codejatimnow.com

Pemkot Diminta Kerja Terukur Tangani Penyebaran Covid-19 di Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Data pasien positif, PDP dan ODP Covid-19 di Surabaya per 12 April 2020
Data pasien positif, PDP dan ODP Covid-19 di Surabaya per 12 April 2020

jatimnow.com - Jumlah pasien positif Virus Corona (Covid-19) di Surabaya bertambah 83 orang untuk hari ini saja, Minggu (12/4/2020). Dengan penambahan itu, Kota Pahlawan menjadi daerah dengan pasien positif tertinggi di Jawa Timur.

Hingga hari ini, Surabaya mencatat pasien positif Covid-19 sebanyak 180 orang dengan rincian 172 Surabaya, 8 luar Surabaya. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat 502 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1.360 orang.

Menanggapi melonjaknya angka pasien positif Covid-19 itu, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Badrut Tamam meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan jajarannya melakukan kinerja yang terukur.

Pemkot Surabaya juga diminta berkoordinasi dengan DPRD Surabaya hingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur serta stakeholder lainnya agar penyebaran Corona tidak semakin meluas.

"Kerja harus terukur. Kan ada indikasinya kerja ukurannya seperti apa. Kalau ada kenaikan hampir 100 persen berarti ada kegagalan dari Pemkot Surabaya," terang Badrut Tamam, Minggu (12/4/2020).

"Kenapa gagal? Karena Pemkot Surabaya hanya bekerja sendiri, tidak pernah melibatkan DPRD, tidak melibatkan stakeholder di Surabaya untuk menangani agar tidak terjadi penyebaran yang semakin meluas," tambahnya.

Data sebaran pasien positif Corona di Jatim menunjukkan Surabaya jadi yang tertinggiData sebaran pasien positif Corona di Jatim menunjukkan Surabaya jadi yang tertinggi

Badrut yang juga Sekretaris Fraksi PKB ini menyebut, sejak Virus Corona mewabah, Komisi D sebagai mitra Pemkot Surabaya di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat hanya dua kali berkomunikasi. Yaitu satu kali teleconference dengan Wali Kota Risma serta satu kali dengan dinas kesehatan.

"Kalau di Surabaya kelihatannya Pemkot Surabaya orangnya yang maha pandai, yang seakan-akan bisa menyelesaikan semua (permasalahan) yang ada di Surabaya," ungkapnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Kita mau memberikan masukan bagaimana. Lah diajak berkoordinasi saja susah. Omongan kita tidak diindahkan oleh pemkot dan jajarannya. Baru-baru ini didengarkan ketika Covid-19 sudah merebak," papar Badrut.

Menurutnya, anggota dewan mendapatkan banyak masukan dari berbabai lapisan masyarakat, tokoh masyarakat tentang wabah Corona ini. Namun dewan hanya mendapat laporan saja.

"Selama ini kita tidak bisa bebuat apa-apa. Sebagai mitra, kita dapat masukan dari unsur masyarakat dan tokoh masyarakat. Kita bagaimana mau beri masukan, baru seminggu ini teleconference satu kali. Padahal teleconference itu kurang efektif. Mereka tidak mau bertemu dengan alasan physical distancing. Padahal di dewan ada ruang yang sangat lebar dan bisa jaga jarak," ujarnya.

Badrut berharap, Pemkot Surabaya dapat bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"Mau tidak mau pemkot harus menyelesaikan masalah ini dengan baik. Penanganannya tidak boleh main-main. Harus betul-betul dilakukan dengan benar dan melibatkan stakeholder dan mengajak bicara," sambungnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Komisi D DPRD Surabaya juga berharap tidak ada lagi warga yang yang terkonfirmasi positif Corona. Sebab menurutnya, banyak kasus yang tidak tertangani dengan baik oleh Pemkot Surabaya.

"Salah satunya yaitu tidak ada tempat khusus untuk ruang isolasi bagi ODP dan PDP. Mereka hanya diminta dikarantina di rumahnya masing-masing," ujarnya.

"Kalau (PDP, ODP) dikarantina di rumahnya masing-masing, kemungkinan bisa menambah penularan di kampung itu, di keluarganya, walaupun dijanjikan pemkot mereka mendapatkan makanan tiga hari sekali. Apakah pemkot dapat menjamin orang itu tidak keluar rumah," ucapnya.

Dengan penambahan 83 pasien positif Corona dari Surabaya dan beberapa daerah lain hari ini, jumlah pasien positif Corona di Jatim meroket ke angka 386 kasus.