Pixel Code jatimnow.com

Wabah Virus Corona

Komisi D Nilai Surat Risma ke Bandara Sia-sia: Lebih Baik Siapkan PSBB

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Farizal Tito
Surat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk Otoritas Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo yang beredar
Surat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk Otoritas Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo yang beredar

jatimnow.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sempat mengeluarkan surat permintaan bantuan kepada Otoritas Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo agar mengarahkan penumpang pesawat mandi dan ganti baju sebelum keluar dari bandara.

Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Badrut Tamam menilai, langkah Wali Kota Risma meminta bantuan kepada Otoritas Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo itu hal yang sia-sia.

Sebab menurutnya, permintaan pada surat yang bertuliskan otoritas diminta mengarahkan para penumpang pasawat mandi dan ganti baju sebelum keluar dari bandara itu malah akan memunculkan polemik.

"Memang boleh-boleh saja namanya juga upaya. Tapi itu tidak mungkin dilakukan karena Bandara Juanda itu bukan otoritasnya Surabaya," ungkap Badrut Tamam kepada jatimnow.com, Jumat (17/4/2020).

Menurutnya, bandara tersebut merupakan otoritas dari departemen perhubungan dan otoritas bandara. Selain itu permintaan dari Wali Kota Risma adalah sesuatu hal yang sulit terealisasi.

"Tida mungkin bandara itu menambah kamar mandi dengan jumlah banyak untuk para penumpang ketika masuk ke bandara terus mandi. Kedua, siapa yang bisa memastikan para penumpang pesawat yang masuk ke bandara terus harus mandi. Kemudian apabila masuk ke kamar mandi siapa yang bisa memastikan bahwa orang itu mandi kan tidak ada buktinya," urainya.

Baca juga:  Risma Sempat Inginkan Penumpang Mandi di Bandara, Kamar Mandinya?

"Omongan-omongan yang sebenarnya tidak ada gunanya jangan dilakukan. Lebih baik Bu Risma harusnya tidak melakukan hal-hal yang sifatnya akan menimbulkan polemik," tambah Badrut Tamam.

Tamam menyarankan agar Wali Kota Risma mengambil langkah konkret secara komprehensif, bukan parsial. Misalnya menyiapkan percepatan persiapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Lebih baik Bu Risma mempercepat permohonan persiapan untuk persiapan PSBB karena Surabaya ini adalah kota besar di mana banyak orang urban dan banyak pendatang yang melakukan kegiatan-kegiatan di Surabaya," ujarnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Selain itu, Tamam meminta Wali Kota Risma menggandeng tokoh agama sebagai langkah untuk menguatkan edukasi terhadap masyakarat agar tidak berkumpul di tempat umum, guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Nah biasanya yang sulit untuk dilakukan penertiban itu biasanya di tempat-tempat ibadah. Pemkot harusnya juga menggandeng tokoh-tokoh agama yang berpengaruh misalnya kiai berpengaruh dari Madura untuk mengeluarkan pernyataan bersama bahwa Covid-19 itu sangat berbahaya," paparnya.

"Saat ini yang penting itu mengedukasi masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, di samping mempersiapkan teknik. Walaupun disemprot kalau disuruh mandi atau dimandiin, kalau di dalamnya sudah Covid ya tetap Covid-19," tegasnya.

Selain itu, jika melakukan PSBB, Pemkot Surabaya harus melakukan persiapan secara matang. Karena penanganan wabah Covid-19 itu harus cepat, tepat dan akurat. Kalau salah satu tidak sesuai, maka tidak akan selesai.

"Hal itu tidak bisa dilakukan secara parsial tapi harus dilakukan dengan menyeluruh. Asal Bu Risma itu mau berkoordinasi dengan pemprov dan pusat, DPR, eksekutif dan stakeholder lain, jangan sampai kita merasa bisa tapi malah bertambah tinggi (jumlah kasus Coronanya)," sambung Tamam.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

"Surabaya itu harus bisa berkoordinasi dengan pemprov dan pusat. Kalau daerah lain bisa, harusnya Surabaya itu harus bisa. Kita itu tidak boleh menang-menangan. Bagaimana pun Surabaya ini merupakan episentrum atau titik nol dari pada pengembangbiakan Covid-19. Kalau dari luar pasti masuknya ya di Surabaya ini," tandasnya.

Diketahui, surat yang diteken Wali Kota Risma pada 7 April 2020 itu ditujukan kepada Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah III dan Direktur Utama Angkasa Pura Bandara Internasional Juanda.

"Dalam rangka upaya pencegahan penyebaran pandemi coronavirus disease 19 (covid-19) di Kota Surabaya, bersama ini diminta bantuan Saudara untuk mengarahkan penumpang yang turun dari pesawat terbang untuk membersihkan diri dengan mandi dan berganti baju sebelum keluar dari area Bandara Internasional Juanda," isi surat tersebut seperti dilihat jatimnow.com, Jumat (17/4/2020) pagi.