Pixel Code jatimnow.com

Wabah Virus Corona

Kesiapan Ruang Observasi di Jatim, Surabaya Disebut Baru 20 Persen

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Jajeli Rois
Ilustrasi/jatimnow.com
Ilustrasi/jatimnow.com

jatimnow.com - Ada 6.343 ruang observasi Virus Corona (Covid-19) tingkap desa dan kelurahan serta kecamatan di seluruh Jawa Timur. Beberapa kabupaten dan kota tercatat sudah menyediakan ruang observasi 100 persen. Bagaimana dengan Kota Surabaya?

Diketahui, per Jumat (17/4/2020), pasien positif Corona di Jatim mencapai 522 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 1.826 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 15.942 orang.

"Pada posisi seperti ini saya ingin menyampaikan hal-hal yang harus kita bangun kewaspadaan bersama, antara lain harapan menyiapkan ruang observasi di seluruh kabupaten kota di seluruh Jawa Timur," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jumat (17/4/2020).

Hingga hari ini, ada 6.343 ruang observasi yang berbasis desa, kelurahan, kecamatan di Jawa Timur, jumlah tersebut setara 74,5 persen.

"Berarti kita masih membutuhkan keikutsertaan lebih luas lagi 25,5 persen, yang kita harapkan bahwa setiap desa setiap kelurahan pastikan memiliki ruang observasi," tuturnya.

Ruang observasi tidak hanya bagi mereka yang misalnya baru pulang dari episentrum, bisa saja dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Namun bisa juga dari pekerja migran Indonesia yang pulang dari Malaysia atau negara lain.

"Tetapi juga sebetulnya ruang observasi bisa saja untuk ODP di masing-masing daerah yang sudah terpetakan," ungkap Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih kepada daerah yang sudah 100 persen memiliki ruang observasi di tingkat desa, kelurahan hingga kecamatan.

"Ada desa dan kelurahannya yang 100 persen (memiliki ruang observasi), seperti Kabupaten Banyuwangi. Jadi Banyuwangi ini sudah punya 228 hingga di tingkat dusun," katanya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Selain Banyuwangi, juga ada daerah 100 persen memiliki ruang observasi seperti Kabupaten Sumenep, Ponorogo, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto.

"Nah ini semuanya sudah 100 persen. Tentu kami menyampaikan terima kasih bahwa mereka sudah memberikan langkah-langkah preventif yang cukup maksimal dibuktikan dengan kesiapsiagaan mereka yang sudah 100 persen menyiapkan ruang observasi," paparnya.

Gubernur Khofifah berharap, daerah yang masih kurang dari 20 persen bisa menyegerakan dengan bergotong royong di desa atau kelurahan. Mungkin juga bagi yang memiliki rumah luas, halaman yang cukup untuk dijadikan ruang observasi, seperti rumah warga di Kanigoro, Kabupaten Blitar.

"Yang kurang dari 20 persen, seperti Surabaya. Mudah-mudahan warga Surabaya, kelurahan-kelurahan atau mungkin ruang balai kelurahan bisa dijadikan ruang observasi karena memang angka di Surabaya ini sudah sangat mengkhawatirkan," terangnya.

Dari total ODP di Kota Surabaya sebanyak 1.728 orang, PDP 669 orang dan yang terkonfirmasi positif 250 orang.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Menurut Gubernur Khofifah, selain Surabaya, daerah yang belum memiliki ruang observasi 100 persen yaitu Kota Blitar (14,3 persen), Kabupaten Malang (13,6 persen), Kota Madiun (11,1 persen), Kabupaten Probolinggo (9,1 persen), Kota Batu (8,3 persen), Kota Malang (5,3 persen), Kota Probolinggo (3,4 persen) dan Kota Kediri (2,2 persen).

"Posisi-posisi seperti ini sebetulnya menjadi bagian dari kewaspadaan dan kesiap-siagaan kita melihat bahwa ternyata upaya kita memutus rantai penyebaran ini masih tetap harus kita lakukan kewaspadaan berganda, kesiapsiagaan berlapis," paparnya.

Pola-pola yang harus dilakukan supaya ada sinergitas di antara seluruh elemen masyarakat terdiri dari masyarakatnya, pemerintahnya, akademisi, pengusaha dan media.

"Lima hal ini akan menjadi bagian dari penguatan, bagaimana proses membangun semangat kita tetap optimis misalnya bahwa, kita insyaAllah kita akan menang melawan Covid-19. Tapi cara yang dilakukan harus terukur," jelasnya.