Pixel Code jatimnow.com

Perjalanan Pasien Positif Corona di Pasuruan hingga Dinyatakan Sembuh

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Moch Rois
Sarjono, pasien positif Corona klaster Sukolilo asal Pasuruan yang dinyatakan sembuh.
Sarjono, pasien positif Corona klaster Sukolilo asal Pasuruan yang dinyatakan sembuh.

jatimnow.com - Salah satu pasien positif Virus Corona (Covid-19) Klaster Sukolilo asal Kabupaten Pasuruan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan sekitar 22 hari di RSUD Bangil. Pasien bernama Achmad Sarjono (50) itu berbagi kisah, Selasa (21/4/2020).

Pria asal Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan ini menyebut, semua orang yang terpapar Covid-19 adalah korban yang harus didukung morilnya. Karena tidak ada satu pun yang mau terpapar Corona.

"Kita ini korban, kita tugas negara untuk diklat mendampingi haji (Embarkasi Haji Sukolilo, Surabaya). Ternyata kita kena di situ. Bukan kita ngelencer macem-macem. Kok malah kita dicemooh," jelas Sarjono kepada jatimnow.com.

Ia bercerita, dalam pelatihan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya beberapa waktu lalu itu, Sarjono berangkat bersama 14 orang dengan semangat tanpa kekhawatiran.

Namun 6 hari seusai diklat, terdengar kabar beberapa peserta pelatihan yang berasal dari kota lain dinyatakan positif Covid-19. Kabar itu didengarnya terus menerus sampai ia mendapat informasi jika Klaster Sukolilo penyumbang pasien positif Covid-19 terbanyak di Jawa Timur.

Tak berselang lama, 9 orang termasuk Sarjono diisolasi ke RSUD Bangil. Begitu pula dengan keluarga mereka, yang diminta mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari.

"Kita ya sempat syok. Lah wong penyakitnya mengerikan gitu. Dapat kabar itu, saya berangkat sendiri ke RSUD Bangil pakai mobil saya. Tapi berita yang beredar, saya dijemput polisi sama tentara lah, apa lah," ungkapnya.

Selama menjalani perawatan, ia diisolasi di ruang HCU bersama tiga temannya yang sama-sama dari Klaster Sukolilo. Mereka hanya bisa saling suport satu sama lain.

Mereka saling berbagi cerita lucu agar hati selalu riang dan bahagia. Juga berbagi makanan dalam ruangan kaca itu. Meski begitu, terkadang rasa sedih tiba-tiba menghampiri mereka saat kabar bohong menerpa. Kabar bohong itu menyebut mereka meninggal dunia.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Informasi setiap hari, keluarga telepon, saya dikabarkan mati. Bukan hanya saya, tapi semuanya. Utamanya teman saya yang dari Kecamatan Gempol, sampai keluarganya nangis terus," tambahnya.

Sarjono melanjutkan, ia dan 8 temannya masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Jadi 9 orang Klaster Sukolilo ini tidak merasakan sakit apapun selama menjalani perawatan. Namun ditubuh mereka terpapar Virus Corona.

Jadi menurutnya, apabila kondisi tubuh drop akibat stres, Virus Corona langsung menjangkit dan menyerang tubuh.

"Selain vitamin dan obat dari dokter, perjuangan kami melawan Virus Corona ini dengan menghibur diri agar tidak stres," paparnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Berdasarkan pengalamannya itu, Sarjono meminta masyarakat mensuport mental para pasien yang terpapar Corona agar cepat sembuh. Bukan malah mencemooh dan mengkucilkan, sehingga membuat sang korban sulit untuk sembuh.

Kini Sarjono bisa kembali merasakan nyenyaknya tidur di rumah dan menikmati masakan istri. Meski dirinya masih menjalani isolasi mandiri selam 14 hari bersama keluarganya.

"Meski begitu saya setiap malam video call teman-teman saya yang masih diisolasi di RSUD. Agar mereka terus semangat dan mau berolahraga, tidak stres. Biar cepat sembuh," tutupnya.