Pixel Code jatimnow.com

Dinilai Tidak Efisien, 7 Pos Pantau Covid-19 di Ponorogo Ditutup

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Suasana salah satu pos pantau Covid-19 di Ponorogo
Suasana salah satu pos pantau Covid-19 di Ponorogo

jatimnow.com -Dinilai tidak efisien, pos pantau pencegahan Virus Corona (Covid-19) di 7 titik pintu masuk Ponorogo ditiadakan atau ditutup per pukul 00.00 Wib, Selasa (12/5/2020).

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, hasil dan biaya yang dikeluarkan untuk 7 pos pantau tersebut tidak sebanding. Sehingga pos pantau itu dinilai tidak efisein dari sisi anggaran.

Dia menambahkan, biaya untuk 7 pos pantau itu sekitar Rp 1,2 miliar untuk satu bulan. Sehingga bisa dihitung rata-rata per hari di satu pos pantau mencapai Rp 5 juta.

"Biaya Rp 5 juta itu untuk biaya transportasi yang bertugas. Kemudian untuk makan, minum juga. Tentu satu pos pantau dengan pos pantau lain tidak sama," jelas Bupati Ipong.

Menurutnya, dengan biaya sebesar itu, sedangkan yang dipantau hanya suhu tubuh pendatang. Padahal saat ini banyak warga berstatus orang tanpa gejala (OTG). Sehingga OTG tidak bisa dideteksi hanya dengan pengecekan suhu tubuh.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

"Dari situ kan tidak bisa disaring. Tetap ada yang bisa masuk jika memang terkena Covid-19," tambah Bupati Ipong.

Setelah 7 pos pantau ditutup, Bupati Ipong menginstruksikan jajarannya untuk mengefektifkan pos pengendalian dan pengawasan di seluruh desa dan kelurahan se Ponorogo.

"Tetap ada pemantauan, bahkan sampai ke tingkat desa," tambahnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

7 pos pantau di pintu masuk Ponorogo itu berada di Mlilir, Sawoo, Badegan, Sampung, Sukorejo, Slahung dan Babadan. Pos itu difungsikan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 dari para pengendara yang berasal dari Magetan, Madiun, Kediri, Blitar, Malang, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Bogor maupun Jakarta.