jatimnow.com - Mufidah, asal Dusun Gelang, Desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto gagal berangkat ke Tanah Suci Mekkah karena Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan tidak memberangkatkan jemaah haji akibat Pandemi Virus Corona (Covid-19).
"Saya mendaftar bersama almarhum suami pada tahun 2011 di KBIH Uluwiyah. Kecewa ya kecewa, tapi memang Allah belum menakdirkan berangkat sekarang mau tidak mau menerima," kata Mufidah saat ditemui di rumahnya, Rabu (3/6/2020).
Pembuat kue basah ini menambahkan, dirinya menabung sedikit demi sedikit untuk membayar dan melunasi biaya haji selama 9 tahun dari hasil penjualan kue yang diterima.
"Total Rp 43.200.000 juta. Sebetulnya Rp 37.600 ditambah bimbingan haji, ujro atau denda. Hasil kue ditabung dan disetor ke KBIH Uluwiyah senilai Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta setiap bulan dari hasil jual kue. Suami saya sudah meninggal pada 2016 lalu, tapi uang daftarnya dikembalikan senilai Rp 25 juta," jelasnya.
Baca juga:
XL Axiata Jamin Kenyamanan Komunikasi Jemaah Calon Haji di Tanah Suci
Perempuan berusia 53 tahun yang kini mempunyai tiga anak ini, seharusnya berangkat untuk menunaikan Rukun Islam ke lima itu pada 26 Juni 2020 mendatang.
"Sudah beli baju ihram dua, mukena dua, kaos kaki, kaos tangan dan persiapan fisik. Rencana syukuran, kurang 1 minggu berangkat," ungkapnya.
Baca juga:
Tukang Pijat Bayi di Jombang Naik Haji
Dirinya berharap, Tahun 2021 bisa berangkat untuk menunaikan ibadah haji setelah ada pemberitahuan dari Kemenag Kabupaten Mojokerto.
"Ikhlas dengan pembatalan, mungkin Allah belum memanggil. Sedikit khawatir dengan kesehatan takut ada apa tapi semoga tidak terjadi. Tahun 2021 berangkat dan sudah diberi tahu oleh KBIH dan Kemenag Kabupaten Mojokerto," pungkasnya.
URL : https://jatimnow.com/baca-26968-9-tahun-menabung-pembuat-kue-di-mojokerto-gagal-berangkat-haji