Pixel Codejatimnow.com

Dokter RSU dr Soetomo Meninggal, dr Joni: Saya Nangis Kalau Tanya Itu

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, dr Joni Wahyuadi
Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, dr Joni Wahyuadi

jatimnow.com - Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) dr Soetomo, dr Joni Wahyuadi menangis saat ditanyakan tentang meninggalnya dr Miftah Fawzy Sarengat karena terpapar Virus Covid-19.

Miftah adalah dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam di RSU dr Seotomo Surabaya. Dia dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (10/6/2020) pagi.

Baca juga: Disebut Terpapar Covid-19, Dokter di RSU dr Soetomo Meninggal Dunia

"Sakjane (sebenarnya) jangan tanya itu. Saya nangis kalau kamu tanya itu, karena itu murid saya," tutur dr Joni saat ditanya wartawan di acara jumpa pers tentang perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Rabu malam.

dr Joni yang juga Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Timur sempat terdiam dan menarik nafas panjang ketika menjawab pertanyaan tentang dr Miftah.

Kemudian dr Joni melanjutkan jawabannya dan menceritakan tentang dr Miftah yang sudah dilarang bertugas di ruang isolasi RSU dr Soetomo karena memiliki obesitas.

"Jadi beliau itu tanggal 27 sakit karena memang Miftah itu masih praktek juga," katanya.

"Sebetulnya kita sudah tidak tugaskan dia di ruang isolasi, karena kita tahu dia punya obesitas. Dia tapi tetap jaga dan masih praktek," ujarnya.

Baca juga:
2 Anak di Ponorogo Meninggal karena DBD, Dinkes Lacak 1 Korban Lain

Foto semasa hidup dr. Miftah Fawzy Sarengat (Foto: Istimewa)

dr Joni menerangkan, pada awalnya dr Miftah memiliki gejala panas, batuk dan dilakukan rapid test maupun swab.

"Itu swab-nya negatif dan rapid-nya negatif. Tapi terus keluhannya memberat dengan komplikasi-komplikasi, dirawat di sebuah rumah sakit swasta karena memang istrinya bekerja di situ, akhirnya dirujuk ke kita (dr Soetomo) dalam kondisi ventilator," tuturnya.

"Kita sudah berupaya melakukan plasma convalescent juga, tapi karena kondisinya yang memang berat dan faktor komorbid-nya (penyakit penyerta) cukup berat, sehingga kita tidak bisa menolong. Tadi pagi meninggal dimakamkan di Magetan sesuai permintaan keluarga," terangnya.

Baca juga:
Kisah Haru 2 Wisudawan UB yang Meninggal Dunia Diwakilkan Keluarga Terima Ijazah

dr Joni mengatakan, istrinya dr Miftah juga dokter di salah satu rumah sakit swasta. Status istrinya juga terkonfirmasi positif Covid-19.

"Istrinya juga dokter. Saya tidak tahu bagaimana mekanismenya dia mendapatkan infeksi saat di mana, kita nggak tahu," katanya.

"Bisa juga di praktek, bisa juga di (RSU) Soetomo, bisa juga di rumah sakit tempat istrinya kerja, kita tidak tahu. Atau juga bisa berpapasan dengan OTG (orang tanpa gejala), jadi kita tidak tahu. Tapi yang jelas istrinya juga positif," katanya.

dr Joni juga berharap istrinya dr Miftah diberikan keselamatan.

"Jadi kita berdoa semoga Tuhan memberikan keselamatan pada istrinya. Sudah jangan tanya lagi nanti saya ndak bisa jawab," tandasnya.