Pixel Codejatimnow.com

10 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Krempyeng Gresik Ditutup

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Sahlul Fahmi
Pasar Krempyeng di Gresik Kota ditutup
Pasar Krempyeng di Gresik Kota ditutup

jatimnow.com - Pasar Krempyeng di Gresik Kota ditutup menyusul 10 pedagang di sana terkonfirmasi positif Covid-19, Kamis (11/6/2020). Penutupan dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut.

Sebelum penutupan, para pedagang diberikan sosialisasi oleh Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Camat, Satpol PP, TNI dan Polri. Setelah itu para pedagang juga diberi waktu untuk mengemasi barang dagangannya sebelum pasar benar-benar ditutup.

"Kita sosialisasikan dulu ke pedagang bahwa ada 10 orang positif Corona yang berasal dari Pasar Krempyeng. Meski demikian kami tidak langsung menutup pasar. Kami berikan waktu ke pedagang untuk mengemasi barang dagangannya agar tidak mengalami kerugian," kata Camat Gresik, Purnomo.

Purnomo masih belum bisa memastikan sampai kapan penutupan akan dilakukan. Sebab koordinasi dan arahannya masih menunggu Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Gresik.

"Biasanya jika ada kasus seperti ini, area akan disterilkan selama 14 hari. Tapi untuk pastinya kita tunggu instruksi dari Tim Gugus Tugas Covid-19 saja," jelasnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Purnomo mengaku sangat respek kepada para pedagang Pasar Krempyeng yang bisa memahami penutupan pasar yang berlokasi di Jalan Gubernur Suryo Gresik tersebut. Karena itu dirinya akan mengupayakan pedagang untuk mendapatkan bantuan sembako dari pemerintah.

"Kita akan data dulu para pedagang di sini untuk kemudian kami ajukan bantuan sembako ke pemkab. Karena dengan penutupan ini, sementara waktu pedagang tidak bisa berjualan," ujarnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

Meski begitu, keluhan tetap saja datang dari pedagang. Pasalnya penutupan ini dinilai sangat mendadak. Para pedagang mengatakan seharusnya petugas mengumumkan minimal dua hari sebelum melakukan penutupan sehingga para pedaganag bisa lebih siap.

"Saya kan dagangan buah, tahu sendiri kalau buah itu cepat rusak. Sedang saya terlanjur kulakan banyak. Kalau begini siapa yang mau mengganti modalnya," keluh Khalimatus Sadiyah sambil mengemasi buah dagangannya.