Pixel Code jatimnow.com

Mundur dari Pilwali Surabaya 2020, Armuji Sebut Ada yang Menghalangi

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Zain Ahmad
Armuji (kiri) menunjukkan surat pengunduran dirinya dari Bacawawali Surabaya (Foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)
Armuji (kiri) menunjukkan surat pengunduran dirinya dari Bacawawali Surabaya (Foto: Zain Ahmad/jatimnow.com)

jatimnow.com - Anggota DPRD Jawa Timur Armuji yang juga sekaligus kader PDI Perjuangan (PDIP) mundur dari pencalonannya sebagai Bakal Calon Wakil Wali (Bacawawali) Kota Surabaya.

Ada beberapa alasan hingga dirinya memutuskan mundur sebelum Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya digelar. Salah satunya dirinya ingin memberikan kesempatan bagi beberapa pengurus DPC yang ingin maju, tetapi tidak mau mendaftar.

Selain itu, dirinya juga ingin berkosentrasi membantu masyarakat yang kesulitan di masa Pandemi Covid-19 khususnya di wilayah Surabaya.

"Kami mengedepankan azas kemanusiaan menghadirkan wajah kader yang menampilkan pelayanan masyarakat dan sebagai kader kami siap menjalankan instruksi serta tunduk patuh terhadap perintah Ketua Umum Ibu Hj Megawati Soekarnoputri," jelas Armuji kepada wartawan di Cafe Omah Sae, Jalan Musi Surabaya, Sabtu (4/7/2020).

Armuji yang juga menjadi Pengurus DPD PDIP Jatim ini menambahkan, dirinya pamit mundur dari Pilwali Surabaya karena ada menghalang-halangi.

"Ada beberapa pengurus DPC yang menghalang-halangi saya untuk berkonsolidasi. Makanya dari itu lebih baik saya yang mundur. Kita beri kesempatan pada mereka untuk maju. Meskipun sampai saat ini siapapun yang direkom belum tahu," ungkapnya.

"Sekali lagi saya katakan, belum ada satupun pengurus dewan pimpinan daerah maupun dewan pimpinan cabang PDI Perjuangan siapa yang akan mendapatkan rekom. Mumpung rekom ini belum diturunkan kepada siapapun, maka bagi pengurus-pengurus DPC yang ingin mau mempunyai keinginan maju ke sana silahkan. Saya sebagai senior lebih baik mundur dan memberikan kesempatan bagi mereka-mereka yang mempunyai syahwat seperti itu," tambah Armuji.

Dia menyebut ada yang menghalang-halangi dirinya saat konsolidasi. Dia menegaskan bahwa setiap kegiatannya selalu ditegur.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Saya mengajak seseorang juga tidak diperbolehkan. Ini kan tentunya sesama kader partai seharusnya tidak seperti itu. Kita harus bergotong royong, kita harus saling mensupport karena sesama kader. Karena kita juga belum tahu siapa yang direkom. Makanya sebelum rekom itu ada, saya lebih baik yang mundur dari pada nanti menjadi kendala di belakang hari," paparnya.

Meski begitu, Armuji mengaku tidak ada tekanan dari internal partainya.

"Kalau itu tidak ada. Tekanan dari internal partai tidak ada sama sekali. Cuma kalau ada hal-hal seperti itu kan nggak mengenakkan bagi saya. Karena mereka merasa sebagai pengurus mungkin, mungkin merasa yang paling berhak. Karena di sini saya cuma sebagai kader partai, itu yang menjadi pertimbangan saya," lanjutnya.

Lantas mengapa memilih mengalah?

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Bagi saya jabatan bukanlah segalanya. Nggak perlu kita ngoyoh atau saling menjegal. Kami siap mendukung siapapun yang direkom partai. Itu domainnya DPP. Saya tidak mau berkomentar soal isu ada yang direkom, sampai saat ini rekompun belum ada," tegas Armuji.

Sementara saat ditanya mengenai kabar Whisnu Sakti Buana mendapat rekom dari DPP bergandengan dengan Eri Cahyadi, Armuji enggan berkomentar.

"Saya tidak mau berkomentar, iya toh. Tapi yang jelas sampai saat ini rekom pun belum ada. Saya nggak mau mengomentari orang, nggak mau. Bukan domain saya itu," pungkasnya.

Surat pengunduran diri Armuji itu nantinya akan ditujukan kepada Ketua DPC PDIP Perjuangan Kota Surabaya, ditembuskan ke DPP PDIP dan DPD PDIP Jatim.