jatimnow.com - Sularsih, salah satu orangtua peserta UTBK SBMPTN 2020 asal Bojonegoro mengaku nekat mengantarkan Dwika Pujiastutik, putrinya untuk mengikuti ujian di Unair tanpa membawa hasil rapid test.
Padahal, sesuai dengan aturan Wali Kota Tri Rismaharini (Risma), selurug peserta Ujian Tertulis Berbasis komputer (UTBK) pada Seleksi Bersama Penerimaan Mahasiswa Baru (SBMPTN) 2020 di Surabaya wajib menyertakan hasil rapid test atau swab sebelum mengikuti ujian.
Sularsih mengaku bahwa dia dan putrinya tidak mengetahui aturan Wali Kota Risma tersebut pada saat putrinya melakukan pendaftaran SBMPTN melalui online.
"Kita baru mengetahui adanya persyaratan itu H-1 pelaksanaan UTBK. Saat itu saya langsung mencarikan klinik tapi banyak yang bilang jika sudah penuh. Hingga Minggu pagi tadi pun saya coba ke klinik dekat tempat kerja saya tapi kok tutup. Padahal biasanya buka," jelas Sularsih.
Baca juga:
Puluhan Peserta UTBK di Universitas Brawijaya Malang Tidak Hadir, Ini Sebabnya
Perempuan yang bekerja sebagai cleaning servis di RSUD dr Soetomo itu mengaku hanya berbekal nekat untuk mengantar anaknya tetap berangkat menuju ke lokasi UTBK di Gedung ACC Kampus C Unair.
"Akhirnya bismillah saja saya antarkan anak saya ke Unair. Alhamdulillah ternyata di sini juga difasilitasi (rapid test) dan gratis pula. Dan alhamdulillah hasilnya nonreaktif dan anak saya tetap bisa mengikuti ujian," ungkap Sularsih.
Baca juga:
Semangatnya Para Peserta Disabilitas Ikuti UTBK SNBPT 2023 di Unesa
Meski dia bekerja sebagai cleaning service, ia bercita-cita agar anaknya bisa kuliah di Fakultas Farmasi Unair.
"Ya meskipun saya tulang punggung keluarga karena saya janda, tapi bismillah bisa menguliahkan putri saya. Pilihan dia di Farmasi Unair. Semoga kemudahan ini pertanda baik bagi putri saya. Bismillah," tandas Sularsih.