jatimnow.com - Peluang pertanian tidak akan pudar dan terombang-ambing dalam situasi apapun termasuk di tengah Pandemi Covid-19.
Itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) saat meresmikan Taman Sains Pertanian (TSP) di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jumat (14/8/2020).
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengungkapkan, sektor pertanian tidak pernah mengingkari janjinya. Sebab pertanian merupakan sektor usaha yang menunjang pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 16,4 persen. Pertanian menjadi sektor vital untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh umat manusia.
Pertanian juga bisa menjadi basis untuk mewujudkan kemandirian pangan dalam negeri. Sumber asupan pangan dihasilkan melalui pertanian.
"Ayo kita siapkan, contohnya kripik kentang kemasan kaleng itu kan masih impor. Ayo kembangkan di dalam negeri agar kita tidak import," kata Syahrul.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pandemi Covid-19 harus menjadi peluang yang luar biasa. Hal itu bisa terwujud dengan kerja ekstra.
Baca juga:
Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
"Indonesia tak boleh kalah. Maka jajaran pertanian tak boleh kalah. Produk pertanian kita juga jangan mau kalah. Buat kualitasnya sebagus mungkin," jelasnya lagi.
Ia meminta hasil pertanian jangan dijual langsung tapi diolah agar memiliki nilai ekonomi lebih. Makanya perlu adanya diinovasi menjadi produk turunan. Ia menyarankan agar ada industri yang bisa mengelola produk pertanian seperti apel, kentang.
Kepala Balitbangtan, Fajri Djufri menguraikan selain jeruk buah yang dikembangkan di Balitjestro meliputi apel, kelengkeng, anggur dan beberapa komoditi tanaman buah subtropika lainnya yang berdiri di lahan seluas 12,8 hektar dengan koleksi asesi jeruk sebanyak 200 jenis yang ada di Indonesia.
Baca juga:
Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Menurutnya, gedung laboratorium TSP yang baru dibangun di Balitjestro merupakan tempat untuk mengolah produk turunan berbahan baku jeruk.TSP dirancang secara integral dari proses hulu hingga hilir.
Fajri menuturkan, varietas unggul yang dihasilkan akan diuji kualitas sebelum dilepas ke pasaran. Dari 58 ribu hektar lahan jeruk yang berada dibawah kendali Balitbangtan, mampu berkontribusi 39 ribu hektar.
"Balitbangtan berkomitmen sesuai arahan Menteri Pertanian. Varietas unggul baru yang dihasilkan, harus massif di lapangan dulu. Sebelum di lepas ke pasaran supaya saat ditanam oleh petani menghasilkan produk berkualitas dan diterima pasar demi kesejahteraan petani," katanya.