Pixel Code jatimnow.com

Pandemi Covid-19

Politisi Golkar: Pemkot Surabaya Buat Aturan, Tapi Dilanggar Sendiri

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Jajeli Rois
Unggahan @xxxxsuroboyo di Instagram
Unggahan @xxxxsuroboyo di Instagram

jatimnow.com - Langkah Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) membikin pagelaran seni di Alun-alun Surabaya disesalkan. Wali Kota Risma dinilai melanggar aturan yang dibuat sendiri.

Demikian disampaikan Politisi Partai Golkar Surabaya Pertiwi Ayu Khrisna.

"Saya heran sama Wali Kota Risma. Buat aturan untuk ditaati warga, tapi kok dilanggar dewe (sendiri)," uja Ayu Khrisna, Jumat (21/8/2020).

Ayu menerangkan, Pemkot Surabaya membuat aturan agar warganya untuk tidak menggelar malam tirakatan hingga perlombaan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75.

Sedangkan pada 17 Agustus 2020, Pemkot Surabaya justru menggelar pesta peresmian plaza dan Alun-alun Kota Surabaya yang lokasinya di kompleks Balai Pemuda.

"Sekarang lebih sakral mana, peresmian alun-alun atau berdoa dan memperingati hari kemerdekaan," tambah Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya itu.

"Kalau saya orang Indonesia, ya tentunya lebih sakral berdoa sebelum detik-detik kemerdekaan. Kalau seperti itu, (Risma) jangan ngomong nasionalisme," tambahnya.

Baca juga:  

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Malam tirakatan dilarang, padahal, kata Ayu, warga sebenarnya sudah sadar diri. Mereka akan mengenakan masker, jaga jarak, menggunakan hand sanitizer.

"Lah kalau peresmian aun-alun, yang hadir bisa ribuan orang, berkerumun dan bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid-19," tegasnya.

Ayu meninta Pemkot Surabaya jangan bertindak semaunya sendiri. Sedangkan masyarakatnya diminta untuk mentaati aturan. Ia juga mempertanyakan anggaran peresmian plaza dan Alun-alun Surabaya tersebut.

"Nggak mungkin kan pakai uangnya Bu Risma. Harusnya pemkot transparan, kalau memang dari APBD dijelaskan. Kalau memang dari CSR, juga harus disampaikan," pintanya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

"Kita bicara keras tentang beliau, harusnya dia instropkesi diri, bukan tidak suka dengan kritikan. Selama ini wali kota kami antikritik, padahal kritik ini untuk membangun. Jadilah seperti yang dulu, menjadi tersohor dan dielu-elukan. Kok malah di akhir jabatan membuat orang tidak lagi simpatik," lanjutnya.

Ayu menambahkan, kerumunan di Alun-alun Surabaya tersebut membuat dirinya menjadi jujukan para warga yang mempertanyakan kebijakan Pemkot Surabaya tersebut.

"Saya malu jadi anggota DPRD, karena punya wali kota, masak bikin aturan dilanggar sendiri. Mendingan nggak usah bikin aturan kalau bertindak sakerepe dewe (semaunya sendiri). Dampaknya akan besar, karena masyarakat akan melakukan perlawanan, mencontoh pimpinannya seperti itu," tandas Ayu.

Mulai hari ini, pentas seni di Alun-alun Surabaya itu sudah dihentikan sementara, setelah mendapatkan sorotan tajam dari publik karena menimbulkan kerumunan di tengah situasi Pandemi Covid-19.