jatimnow.com - Petani jeruk di Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi kini mengurangi biaya perawatan karena harga buah yang kian merosot.
Salah satu petani, Ganjil mengatakan biaya perawatan pohon jeruk dari awal tanam hingga masa panen menghabiskan biaya hingga puluhan juta rupiah.
Untuk 1 hektar lahan dengan jarak penanaman pohon 4 meter, petani harus menyiapkan bibit jeruk kurang lebih 625 pohon.
"Harus cukup modal. Karena satu pohon jeruk, perawatan mulai pengolahan lahan hingga awal panen menghabiskan biaya berkisar Rp 1,5 juta," katanya saat ditemui di lahannya, Sabtu (5/9/2020).
Ia menyebut, di lahan satu hektar jika masa pemupukan dirinya harus merogoh kocek Rp 4 juta.
"Sekali memupuk menghabiskan dana Rp 4 juta. Itu masih satu jenis pupuk belum jenis lain. Belum lagi obat - obatan dan pengolahan lahan awal masa tanam," paparnya.
Musim panen kali ini, jeruk petani harganya Rp 3 ribu per kilogram. Jika harga dibawah itu, maka dirinya akan mengurangi asupan pupuk atau pun obat - obatan.
"Jika harga jeruk dibawah Rp 3 ribu, saya kurangi asupan pupuk dan obat - obatan. Nah ini akan beresiko pada tanaman karena tidak mau berbuah," keluhnya.
Baca juga:
Mentan Sebut Jeruk asal Indonesia Tak Kalah dengan Produk Impor
Kini di masa Pandemi Covid-19, daya beli masyarakat menurun. Menurutnya, harga jeruk turun juga disebabkan musim panen tahun ini bersamaan dengan buah lain.
"Satu tahun, buah jeruk akan mengalami masa panen dua kali. Jika tidak diserang penyakit, umur pohon jeruk akan mencapai 10 tahun," tandasnya.
Salah satu pedagang Pasar Raya Sempidi di Bali, Yudi menjelaskan jika panen jeruk bersamaan dengan musim buah lainnya.
"Jika musim buah bersamaan biasanya pembeli buah jeruk akan berkurang," kata Yudi.
Baca juga:
Jadi Primadona, Jeruk Dekopon Terus Dikembangkan di Banyuwangi
Ganjil, petani jeruk di Banyuwangi
Reporter: Rony Subhan
URL : https://jatimnow.com/baca-29518-petani-di-banyuwangi-keluhkan-harga-jeruk-yang-anjlok