jatimnow.com - Satresnarkoba Polrestabes Surabaya berkoordinasi dengan Drug Enforcement Administration (DEA) organisasi yang memerangi penyelundupan narkoba di Amerika untuk mengungkap penyuplai sabu dan ekstasi di Jawa Timur.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Johny Eddison Isir mengatakan pihaknya masih mencoba mengungkap jaringan atasnya guna mengungkap jaringan level I dan II.
Baca juga:
- Bandar Pemasok Narkoba ke Jawa Timur Ditembak Mati Polisi
- Bandar Narkoba Ditembak Mati, 28,8 Kg Sabu dan 14 Ribu Ekstasi Disita
"Karena ini menyangkut jaringan luar negeri kami akhirnya berkoordinasi dengan DEA dan Mabes Polri, serta BNN untuk mengungkap. Sudah ada pertemuan dan membicarakan tentang modus serta hal lainnya," tegasnya, Senin (14/9/2020).
Baca juga:
Sinopsis My Name: Identitas Hye-jin Terungkap, Penyamaran Moo-jin Ikut Terancam
Sebelumnya, Satresnarkoba Polrestabes Surabaya menembak mati Fajar Rizky (28), seorang bandar narkoba penyuplai sabu di wilayah Jawa Timur. Dari hasil pengungkapan jaringan Fajar, polisi menyita total 28,8 kilogram sabu serta 14.700 butir pil ekstasi.
Secara rinci, sebanyak 23,791 kilogram sabu dan 14.700 butir pil ekstasi disita dari Fajar serta 5,96 kilogram disita dari Dody dan Andi.
Baca juga:
Sinopsis My Name: Penembakan Sang Ayah, Awal Mula Dendam Tersumat
Selain menembak mati Fajar, petugas juga mengamankan tiga anak buahnya. Mereka adalah Dodi Sanjaya (32) warga Sulawesi Tenggara; Andi Sumarlan (34) warga Kalimantan Selatan dan Budianto (37) tinggal di Apartemen Gunawangsa. Ketiganya ditembak kakinya lantaran mencoba melarikan diri ketika disergap.