Pixel Codejatimnow.com

Pandemi Covid-19

Keren, Siswa di Banyuwangi Bantu 1300 Teman Kurang Mampu

Editor : Narendra Bakrie  
Gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) di Banyuwangi
Gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) di Banyuwangi

jatimnow.com - Program membangun solidaritas antar pelajar Siswa Asuh Sebaya (SAS) di Banyuwangi terus berjalan di tengah Pandemi Covid-19. Sederet bantuan disalurkan kepada 1.300 siswa kurang mampu.

Meski pembelajaran tatap muka belum dimulai, gerakan ini kembali menyalurkan bantuan senilai Rp 370 juta untuk 1.300 pelajar dari 33 SD dan 9 SMP, untuk menopang pendidikan mereka. Bantuan berupa beasiswa, alat dan modul pembelajaran, handphone dan pulsa internet.

SAS merupakan gerakan membangun kepedulian antar pelajar di Banyuwangi. Pengelolaannya dilakukan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa di sekolah tersebut.

Sejak pertama kali diluncurkan pada 2011 hingga saat ini, program SAS telah menyalurkan dana hingga Rp 19,1 miliar untuk membantu pendidikan ribuan anak di Bumi Blambangan.

"Sebenarnya bukan pada nilainya. Yang terpenting justru bagaimana kita menumbuhkan rasa peduli sesama sejak usia pelajar. Sehingga kita semua berharap para pelajar kelak menjadi generasi yang welas asih, suka menolong. Sehingga masyarakat kita menjadi semakin guyub," ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Senin (28/9/2020).

Gerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) di BanyuwangiGerakan Siswa Asuh Sebaya (SAS) di Banyuwangi

Menurut Bupati Anas, bantuan SAS ini diberikan kepada siswa yang membutuhkan tanpa prosedur yang berbelit. Siswa yang mampu menyisihkan uang jajannya, dikumpulkan bersama, lalu diberikan kepada temannya yang butuh.

"Ada yang menyumbang Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, semua sukarela. Ini cara kami untuk membangun kepedulian dan empati antar siswa. Sebagai modal sosial di antara generasi muda di Banyuwangi. Program ini juga memberikan penanaman pendidikan karakter sejak dini bagi anak," jelasnya.

Baca juga:
Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75

Khusus di masa pandemi ini, lanjut Bupati Anas, bantuan tetap diberikan kepada siswa yang membutuhkan. Karena meski tidak sekolah, siswa tetap melaksanakan pembelajaran walaupun secara daring.

"Seperti saat ini, ada siswa yang kesulitan membeli kuota internet atau tidak memiliki handphone untuk pembelajaran online. Dibelikan dari dana ini agar kegiatan belajar mereka berjalan lancar," ungkap Bupati Anas.

Sejak diluncurkan, program ini diikuti oleh seluruh sekolah di Banyuwangi mulai tingkat SD, SMP sampai SMA dengan jumlah 911 sekolah. Sasaran penerimanya juga melebar. Bukan tak hanya teman satu sekolah, tapi juga menyasar siswa sekolah lain yang membutuhkan.

Sementara Plt. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno menambahkan, SAS menjadi pelengkap program intervensi kebijakan pendidikan pemkab lainnya.

Baca juga:
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen

"Jadi semua saling menopang. Pemkab Banyuwangi memiliki program bantuan uang saku dan transportasi untuk pelajar, tabungan pelajar kurang mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas hingga pengangkatan anak putus sekolah," ujar Suratno.

"Berkat program-program yang kita geber, angka putus sekolah di Banyuwangi dari tahun ke tahun terus menurun," pungkasnya.

 

Reporter: Rony Subhan