Pixel Codejatimnow.com

Kisah Dua Bocah SD Penjual Es Blewah di Pasuruan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Moch Rois
Ibrahim dan Rizki saat berjualan es blewah (Foto-foto: Moch Rois/jatimnow.com)
Ibrahim dan Rizki saat berjualan es blewah (Foto-foto: Moch Rois/jatimnow.com)

jatimnow.com - Demi membantu kebutuhan ekonomi orangtuanya yang terpuruk terdampak Pandemi Covid-19, dua bocah kelas 6 SD di Kabupaten Pasuruan rela berjualan es blewah di pinggir jalan.

Lapak kedua bocah itu berada di tepi Jalan Raya Pandaan-Beji, Dusun Wangi, Desa Sumberrejo, Kecamatan Pandaan. Kedua bocah laki-laki itu tampak ceria saat menjajakan es blewah dagangannya.

Dua bocah yang bersaudara itu mengaku bernama Ibrahim dan Rizki. Rumah meraka berada di Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Jarak rumah mereka dari lapak cukup dekat sekitar 200 meter.

"Harganya satu bungkus dua ribu rupiah. Bukanya mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore," kata Ibrahim dan Rizki saat ditemui jatimnow.com, Kamis (1/10/2020).

Lapak mereka berada di kawasan yang cukup rindang karena berada di bawah pohon. Angin juga cukup sejuk lantaran tempat itu berada di antara hamparan persawahan. Sehingga banyak orang melepas lelah di tengah perjalanan sambil menikmati segarnya es blewah.

"Memang saya kebetulan lewat, esnya seger, sepertinya gula asli. Lokasinya juga enak. Ini sekalian juga saya beli 50 bungkus untuk dibagi-bagikan," ungkap Dina, pemotor asal Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Ibrahim dan Rizki saat berjualan es blewahIbrahim dan Rizki saat berjualan es blewah

Ditambahkan Ibrahim, lapak es blewah milik bapak dan ibunya itu baru buka tiga minggu lalu. Mereka begitu semangat berjualan es blewah. Sebab uang hasil jualannya dipakai untuk membayar biaya pendidikan mereka.

"Ini uangnya sebagian untuk bayar sekolah kami," ungakapnya.

Selama berjualan sehari, kadang mereka mendapat omzet Rp 200 hingga 290 ribu. Meski banyak pembeli, mereka mengaku tidak pernah absen mengerjakan tugas dari guru mereka.

Baca juga:
2 Bocah SD Berboncengan Ditabrak Pikap di Bangkalan

"Ngerjakan tugas online-nya di sini dibantu ibu," tegasnya.

Ibrahim mengaku bila saat pagi hari, bapaknya yang bernama Suparno (55) dan ibunya yang bernama Tiami (50) melakukan pekerjaan rumah, mulai dari memasak, bersih-bersih rumah hingga mengasuh adik perempuan mereka yang masih kecil.

"Ibu ya jualan di sini (julan es blewah dengan mereka). Kalau bapak kerja di pabrik kayu di Lamongan. Tapi lama sudah libur, gak kerja. Karena ada Covid-19," paparnya.

Sementara Suparno menambahkan, dua anaknya itu sengaja dilatik untuk bisa hidup mandiri sejak dini.

"Inginnya kami, karena keluarga pas-pasan, kami ingin anak-anak bisa dibelajari mandiri. Untuk belajarnya dibantu mamanya," ungkap Suparno.

Baca juga:
Viral, Dua Bocah SD Nekat Motoran ke Jakarta Bermodal GPS

Suparno membenarkan jika sebelumnya ia bekerja di pabrik kayu di Kabupaten Lamongan. Namun saat ini ia dirumahkan akibat Pandemi Covid-19.

"Karena sekarang ini saya ngganggur, ya bantu-bantu istri di rumah dan bantu jualan anak di sini," tambahnya.

Kegigihan Ibrahim dan Rizki tidak hanya tampak pada saat keduanya berjualan. Sebab selain berjualan, mereka tetap mengerjakan setiap tugas sekolah, salat hingga mengaji di sore hari.