Pixel Code jatimnow.com

Pilwali Pasuruan 2020

Sebut Trisila dan Ekasila saat Pidato, Ini Penjelasan Cawali Teno

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Moch Rois
Cawali Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo atau Teno (dua dari kiri)
Cawali Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo atau Teno (dua dari kiri)

jatimnow.com - Video berisi penggalan isi pidato Calon Wali Kota (Cawali) Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo (Teno) dengan menyebut istilah trisila hingga ekasila dalam Pancasila beredar luas.

Pidato Cawali Teno itu disebut-sebut terjadi pada deklarasi damai yang digelar KPU Kota Pasuruan di Hotel Horison pada 26 September 2020.

"Jika kita peras Pancasila, muncullah ekasila, yang didapatkan dari trisila, yaitu dari sosio nasionalis, sosio demokratis, ketuhanan yang berkebudayaan. Dan jika kita peras lagi, kita kristalisasi lagi, hanya ada satu kata, untuk mewujudkan Kota Pasuruan yang lebih maju dan sejahtera adalah dengan cara bergotongroyong," isi video penggalan pidato Teno seperti dilihat jatimnow.com, Jumat (2/10/2020).

Video penggalan pidato Teno itupun menjadi polemik. Warganet menganggap Teno berniat mengubah Pancasila.

Menanggapi itu, Teno mengaku heran. Dia menyebut tidak ada statementnya yang ingin mengubah Pancasila jadi ekasila.

"Saya heran. Bagi teman-teman wartawan yang sempat menyaksikan sendiri, pidato dan penggalan pidato saya, yang saya lontarkan saat deklarasi damai, saya ingin bertanya. Statement mana yang dari saya yang ingin merubah pancasila?" tanya Teno.

Teno menambahkan, penggalan video tersebut sengaja dipelintir dan disebarkan oleh seseorang tidak bertanggungjawab, yang tidak menginginkan suasana Kota Pasuruan guyub rukun.

Baca juga:
Unggul Versi Internal, Gus Ipul-Adi Deklarasi Kemenangan

"Mungkin ada beberapa pihak yang mengambil pidato itu, kemudian dipotong, untuk mencari kekeruhan dan memang tidak menginginkan Pasuruan itu guyub rukun," tambah Teno.

Lanjut Teno, total durasi pidatonya dalam deklarasi damai tersebut adalah 3.27 menit. Menurutnya, starting poin dari keseluruhan isi pidato adalah mengajak seluruh warga Kota Pasuruan untuk menjaga kondusifitas dalam pelaksanaan Pilwali Pasuruan 2020.

Terkait adanya narasi trisila dan ekasila, Teno mengaku bahwa kalimat yang diambilnya dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945, dihadapan BPUPKI.

Baca juga:
Pilwali Pasuruan 2020, Raharto Teno Kalah di TPS Sendiri

"Saya ingin hanya menyampaikan, bahwa konsepsi gotongroyong yang saya jadikan sebagai dasar perjuangan. Dan pembangunan Kota Pasuruan tidaklah didapat dari sembarang tempat. Tapi itu diambil dari pemikiran founding father kita, Bapak Proklamator Ir Sukarno," terangnya.

Kemudian Teno menjelaskan bahwa narasi gotongroyong adalah sebuah ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotongroyong menjadi pondasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Karena gotongroyong mengandung banyak unsur yang hidup di masyarakat Indonesia. Kita bisa menemukan nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan dan nilai sosial. Kalaupun ada potongan video yang sifatnya menghasut, bisa jadi itu adalah sosok yang ingin mengubah Pancasila dan memecah belah bangsa," tandasnya.