Pixel Codejatimnow.com

Pilkada Banyuwangi 2020

Warga Antusias Sambut Program UMKM Naik Kelas Ipuk-Sugirah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Sandhi Nurhartanto
Ipuk-Sugirah gagas UMKM Naik Kelas Banyuwangi
Ipuk-Sugirah gagas UMKM Naik Kelas Banyuwangi

jatimnow.com - Para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Banyuwangi menyambut antusias program 'UMKM Naik Kelas' yang diusung Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupat, Ipuk Fiestiandani-Sugirah.

Hasyim Latif, pelaku usaha sablon di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari mengatakan, program UMKM Naik Kelas memberikan peluang besar bagi pelaku usaha mikro-kecil seperti dirinya untuk bisa kian berkembang.

"Program ini menjadi kesempatan bagi kami bisa mengembangkan usaha," ungkap Hasyim usai Ipuk Fiestiandani mengunjungi Desa Patoman, Rabu (7/10/2020).

Selama ini Hasyim mengerjakan usaha sablonnya sendiri. Hanya ketika mendapat pesanan dalam jumlah banyak, dia mempekerjakan orang lain. Untuk pemesanan, masih sebatas offline dan dari mulut ke mulut.

"Dengan program UMKM Naik Kelas, saya berharap bisa mendapat banyak pelatihan manajemen, termasuk pemasaran online dan memperbanyak jaringan," tambahnya.

Menurut Hasyim, setelah mempelajari skema UMKM Naik Kelas dari Ipuk-Sugirah, banyak hal yang akan didapat UMKM apabila program tersebut berjalan. Utamanya dalam dukungan modal dan fasilitasi pemasaran yang selama ini sering menjadi kendala UMKM.

Ipuk-Sugirah gagas UMKM Naik Kelas BanyuwangiIpuk-Sugirah gagas UMKM Naik Kelas Banyuwangi

Sementara pelaku usaha produksi tahu di Dusun Timurejo, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi juga berharap program UMKM Naik Kelas bisa terealisasi.

Iwan Wasito, Ketua Rengit (Remaja Nekat Gitik Temurejo), yang aktif memasarkan 9 UMKM industri rumahan tahu di dusunnya menambahkan, selama ini pihaknya kesulitan untuk merambah pasar online.

"Pasar dari UMKM di sini rata-rata masih offline, meskipun penjualannya telah banyak pesanan dari luar kota utamanya sekitar Banyuwangi. Tapi untuk online itu belum maksimal," ujarnya.

Iwan mengatakan di dusunnya terdapat sekitar 30 varian olahan tahu yang dilakukan oleh pelaku UMKM.

Baca juga:
KPU Banyuwangi Sebut Gugatan Paslon 1 Tidak Jelas dan Kabur

"Di sini tahu tidak hanya digoreng biasa, melainkan juga diolah menjadi 30 varian," sambung Iwan.

Iwan berharap dengan program UMKM Naik Kelas itu, pelaku usaha pembuatan tahu di dusunnya bisa semakin sejahtera.

"Dengan UMKM Naik Kelas, kami berharap produk tahu di dusun kami semakin baik, pengemasannya lebih menarik, pengolahannya lebih memiliki nilai ekonomis lebih tinggi," papar dia.

Dalam konsep UMKM Naik Kelas Ipuk-Sugirah, setiap UMKM bakal mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai pelatihan manajemen, akses modal bersubsidi, stimulant alat produksi, sertifikasi (PIRT, Halal, BPOM dan sebagainya).

Kemudian pelatihan pemasaran online, branding (termasuk kemasan) hingga fasilitasi pemasaran (business matching dan dukungan marketplace nasional).

"Misalnya soal akses modal bersubsidi, dijalin kemitraan pemerintah daerah dan berbagai lembaga untuk bisa memberikan permodalan yang mudah dan murah, di mana pemerintah daerah ikut mendampingi agar UMKM tak lagi kesulitan modal," jelas Ipuk.

Baca juga:
Kuasa Hukum Ipuk-Sugirah Patahkan Tudingan Yusuf-Riza

Muara dari langkah-langkah tersebut, sambung Ipuk, adalah UMKM Banyuwangi bisa naik kelas.

"Apa itu naik kelas? Kami sudah susun indikatornya," ujarnya.

Indikator UMKM naik kelas mulai penguasaan sistem digital, tersertifikasi sesuai bidang bisnisnya, go national, menerapkan manajemen keuangan yang baik. Juga bisa meningkatkan variasi produknya. Misalnya, dari produk segar menjadi frozen food siap saji dengan teknologi tertentu.

"Tentu indikator utamanya adalah kenaikan omzet, bisnisnya semakin membesar, sehingga menambah lapangan kerja baru. Artinya, program ini memulihkan ekonomi dari dampak pandemi, memperkuat UMKM, sekaligus membuka lapangan kerja," beber Ipuk.

"Kami targetkan bisa membawa 10.000 UMKM naik kelas di tahun pertama kepemimpinan jika dipercaya oleh masyarakat," tandasnya.