Pixel Codejatimnow.com

Pilwali Surabaya 2020

Kabar Dugaan ASN Jadi Tim Sukses Erji, Ini Kata Pengamat Politik

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Pengamat politik dari UWKS, Sucahyo Tri Budiono
Pengamat politik dari UWKS, Sucahyo Tri Budiono

jatimnow.com - Pengamat politik dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Sucahyo Tri Budiono berpesan kepada aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Surabaya untuk tidak 'bermain-main' dan netral dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.

Pasalnya, wajar saja jika ada anggapan atau persepsi dugaan penyelahgunaan wewenang karena dari internal tim pasangan calon (paslon) Eri Cahyadi-Armudji (Erji) sangat getol membawa gambar dan nama Risma yang sekarang masih menjabat sebagai wali kota Surabaya.

Baca juga: Beredar Data ASN Jadi Timses Erji, Begini Tanggapan Dewan dan Pemkot

"Bagi saya penilaian seperti itu sah-sah saja dan wajar-wajar saja. Karena memang melihat backgroundnya (alat peraga kampanye) ada Bu Risma seperti itu," ujar Sucahyo Tri Budiono, Senin (12/10/2020).

"Kemudian juga kalau kita lihat spanduk-spanduk, baliho, APK yang dipasang. Itu kan ada gambar Bu Risma di sana, ada foto Bu Risma di sana. Sehingga interprestasi orang bisa bermacam-macam. Apalagi dalam dunia politik, semuanya bisa menjadi konsumsi dan bisa diinterprestasikan berbeda-beda," terangnya.

Menurutnya, jika paslon tidak memuat gambar dan foto Risma yang sekarang masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya di setiap APK, kemudian ada kabar ASN tidak netral di pilwali. Maka kabar tersebut patut dipertanyakan apa maksud dan tujuannya menyebarkan informasi itu.

"Maka kabar tersebut patut dipertanyakan apa maksud dan tujuannya itu. Berbeda kalau ada gambar dan fotonya Risma, maka wajar saja jika ada orang yang menginterprestasi bermacam-macam," tuturnya.

Sucahyo berpesan kepada ASN Pemkot Surabaya, bisa menjatuhkan pilihan politiknya secara pribadi dan netral.

"Pesan saya untuk ASN, perhatikan program kerja diantara dua paslon. Itu yang perlu. Karena ASN secara struktural itu tidak boleh berkampanye atau mendukung paslon. Tapi secara pribadi silahkan sampean (anda) berpolitik dengan baik, untuk menjatuhkan pilihannya bagi pribadinya masing-masing," terangnya.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Jika ASN melakukan pelanggaran, akan dikenakan kode etik dan aturan kepegawaian, serta peraturan lainnya.

"Berjalanlah sesuai aturan yang ada. Kalau sesuai rel, go head. Kalau tidak (tugas yang tidak sesuai aturan ASN), silahkan dipertimbangkan dan jangan melanggar," pesannya.

Pada Pilwali Surabaya 9 Desember 2020 ini hanya diikuti dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota. Paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi-Armudji (Erji) diusung PDIP dan beberapa koalisi partai politik non parlemen.

Sedangkan paslon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno (Maju) diusung 8 partai kaolisi yakni, PKB, PAN, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Golkar dan PKS. Serta partai pendukung dari Perindo.

Sebelumnya, beredar data sejumlah pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Surabaya menjadi tim sukses (timses) paslon Eri Cahyadi-Armudji dalam Pemilihan Wali Kota Surabaya 2020.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Tony meminta Komisi A DPRD Surabaya untuk segera memanggil dan meminta klarifikasi. Sebab menurutnya, kalau memang benar ASN terlibat dalam timse Erji, maka akan berpotensi menciderai prinsip netralitas.

Sedangkan Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara memastikan bahwa, informasi nama-nama ASN pemkot yang menjadi timses Erji dalam Pilwali Surabaya 2020 adalah tidak benar alias hoaks.