Pixel Codejatimnow.com

Sebelum Ditemukan Tewas di Hutan, Orangtua Gilang Sempat Cek Cok

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
Petugas saat mengevakuasi jasad bayi Gilang/Foto: Dok. jatimnow.com
Petugas saat mengevakuasi jasad bayi Gilang/Foto: Dok. jatimnow.com

jatimnow.com - Kasus tewasnya Febian Gilang Ramadhani, bayi berusia 5 bulan yang ditemukan di kawasan Hutan Ponorogo, Dusun Klegon, Desa Mrican, Kabupaten Ponorogo, Kamis (25/5/2018) lalu masih menyisakan tanda tanya.

Sebab, hingga kini polisi belum bisa menguak motif dibalik tewasnya bayi Gilang.

Namun, sebelum peristiwa tersebut terjadi sempat, terkuak mengapa bayi Gilang dibawa kabur oleh sang ibu Tutik Setyorini.

Baca juga: Bayi Penuh Luka di Kepala Ditemukan di Kawasan Hutan Ponorogo

Dari pengakuan sang ayah, Hariyono, yang didapat oleh polisi menyebutkan jika mereka berdua sempat sempat cek cok (berantem).
"Pengakuan dari ayah si bayi, sebelum kabur mereka sempat adu mulut dengan sang istri," kata Kasubag Humas Polres Ponorogo, AKP Sudarmanto, Jumat (25/5/2018).

Namun, lanjut ia, sang ayah berpikir semua akan kembali normal seperti semula. Alangkah kagetnya selepas adu mulut, sang istri kabur dengan membawa anaknya.

"Bapaknya kembali shock ketika mendapati anaknya ditemukan meninggal. Apalagi dengan penuh luka di kepala dan pipi," tambah Sudarmanto.

Baca juga: Ibu Bayi Penuh Luka di Kepala di Hutan Ponorogo Ditemukan Sedang Shock

Baca juga:
Bayi Baru Lahir Ditemukan di Teras Rumah Warga Puncu Kediri

Sebelumnya, bayi penuh luka di bagian kepala ditemukan di kawasan hutan masuk Dusun Klegon, Desa Mrican, Kabupaten Ponorogo, Kamis (24/5/2018) sore. Bayi yang sudah tewas tersebut diketahui bernama Febian Gilang Ramadan, berjenis kelamin laki-laki.

Saat ditemukan, anggota Polsek Jenangan pun segera mengamankan dan membungkusnya dengan jarik.

"Awalnya memang ada laporan penemuan bayi. Ada penuh luka di kepala dan pipi," kata Kapolsek Jenangan AKP Haryo Kusbintoro, Kamis (24/5/2018).

Reporter: Mita Kusuma

Baca juga:
Incar Tersangka Baru, Proyek Underpass Surabaya, Menyerahkan Diri

Editor: Erwin Yohanes