jatimnow.com - Debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Ponorogo 2020 digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Sasana Praja, Ponorogo.
Debat yang digelar Minggu (1/11/2020) malam itu diikuti dua pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Ponorogo, yaitu nomor urut 1 Sugiri Sancoko-Lisdyarita dan nomor urut 2 Ipong Muchlissoni-Bambang Tri Wahono.
Debat perdana ini mengangkat tema meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan daerah.
Selain dua paslon, KPU Ponorogo hanya mengizinkan empat orang tim sukses untuk menemani kedua paslon. Tim sukses diperbolekan masuk setelah menjalani pemeriksaan suhu badan, sesuai prosedur penegakan protokol kesehatan (prokes).
Debat ini disiarkan di Channel YouTube KPU Ponorogo dan disiarkan langsung salah satu televisi lokal di Jawa Timur.
Dari Channel YouTube seperti dilihat jatimnow.com, moderator mengajukan pertanyaan seputar pengembangan pertanian di era globalisasi dan teknologi bagi pelaku usaha di era 4.0.
Atas pertanyaan itu, Ipong tampak lugas menjawab, di mana dalam 5 tahun pemerintahannya, dia menggalakkan organikisasi pertanian melalui bantuan Pupuk Organik Cair (POC) menjadi solusi di tengah kelangkaan pupuk.
"Hal ini berimbas pada nilai tukar petani dibanding 2015 pada 2019 dari 100 menjadi 115 dengan nilai produksi 75 ribu ton. Guna menciptakan lapangan kerja dan menarik generasi muda ke depan, kita mulai memasukkan teknologi di sektor pertanian, sehingga sektor ini menjadi menarik," ujar Ipong.
Pernyataan Ipong itu kemudian disanggah Sugiri Sancoko. Sugiri mempertanyakan eksistensi POC yang disebut mendatangkan pupuk dari luar daerah. Di mana di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon saat ini telah mengembangkan POC secara mandiri.
"Selama ini pemerintah mendatangkan POC dari luar daerah. Kenapa kita tidak memanfaatkan yang ada," tanya Sugiri menutup sesi pertama.
Baca juga:
Serahkan Diri, Terpidana Kampanye Hitam Pilkada Ponorogo Ditahan di Rutan
Adu gagasan kembali berlanjut pada pertanyaan kedua yang dilontarkan moderator. Kali ini terkait teknologi bagi pelaku usaha menghadapi era digital 4.0.
Ipong menyebut dirinya dan Bambang akan mewujudkan desa digital ke depannya. Di mana semua UMKM lokal akan didigitalisasi untuk mengembangkan jangkuan market produk.
"Saat usaha lokal sudah banyak, ada produksi anak panah di Desa Singkil, POC di Bringinan dan Janggelan yang sudah go internasional di Selur. Saat ini mereka ini sudah hebat-hebat. Tinggal bagaimana membawa produk mereka ke pasar online. Ini ada di desa digital yang akan kita kerjakan ke depan," pungkas Ipong.
Ipong mengapresiasi tema debat perdana tersebut. Menurutnya, tema itu seiring dengan visi dan misinya. Namun Ipong menyayangkan kendala teknis yang terjadi dalam debat itu.
"Kendala itu terutama waktu saya bicara mikrofon saya mati-mati. Ketiga kali ganti, katanya baterainya habis," ungkap Ipong.
Baca juga:
Unggul Quick Count, Pendukung di Ngawi dan Ponorogo Cukur Gundul
Dia mengakui pelaksanaan debat perdana itu berjalan lancar, meski waktunya kurang panjang. Penyampaian visi misi hanya dua menit. Namun dia merasa apa yang menjadi visi misinya sudah dapat disampaikan dengan maksimal.
Menurutnya, debat kali ini tidak banyak yang dipersiapkan. Hanya persiapan fisik, istirahat cukup agar saat debat berlangsung saya dalam kondisi fit, prima.
Di sisi lain, Sugiri mengakui telah memaparkan pikiran kami dari seluruh lapisan masyarakat Ponorogo. Dia menjelaskan sudah memaparkan Nawa Darma nyata.
"Kami paparkan sebisa kami. Mudah-mudahn masyarakat mampu mengerti," terang Sugiri.
Ketua KPU Ponorogo, Munajat mengatakan, materi debat disusun oleh tiga akademisi yang dipastikan terjamin netralitasnya. Mereka adalah Agus Machfud Fauzy, Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial Unesa; Sugeng Wibowo, Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Aksin Wijaya, Direktur Pasca Sarjana IAIN Ponorogo.
URL : https://jatimnow.com/baca-31033-mengintip-debat-perdana-pilkada-ponorogo-2020